“Kita bisa mencari pekerjaan di lingkungan kampus. Tetapi hati-hati jika yang ada yang menawarkan pekerjaan di luar kampus dengan gaji tinggi, padahal kita masih memakai visa pelajar. Ini bisa menjurus ke hal kriminal,” imbuhnya.
Kemudian setelah hampir enam tahun bekerja di CNN Internasional yang bermarkas di Atlanta, negara bagian Georgia, Amerika Serikat, Shanti memutuskan kembali ke Indonesia untuk menerima pinangan Metro TV.
Ia tidak menyesal meninggalkan karier di CNN yang sudah mapan untuk mendirikan televisi berita pertama Indonesia. Shanti bahkan bergabung beberapa bulan sebelum Metro TV mengudara.
Menurutnya, meniti karier di dunia jurnalistik dengan sepenuh hati membangun kredibilitasnya di industri media. Bukan hanya jurnalistik, imbuhnya, semua profesi harus dilakukan sepenuh hati.
Baca Juga: Sambut Pertemuan Jaringan Kota Pusaka di Semarang, Kota Lama Jadi Pusat Acara
Upaya Shanti untuk membangun kredibilitas di dunia jurnalistik tidaklah sia-sia.
Selama berkarier di Metro TV, banyak hal dicapainya, termasuk menginisiasi program dokumenter sejarah Metro Files, menjadi Wakil Pemimpin Redaksi, hingga kini dikenal sebagai salah satu pakar media di Indonesia.
“Sekali lagi, selain tekun belajar, berjejaring dan beradaptasi, mencapai cita-cita harus dimulai dengan menciptakan perubahan,” tegasnya.***