GAJAHMUNGKUR, AYOSEMARANG.COM - Cahyo Tri Purnomo tahu betul bagaimana mengubah lahan kosong di dekat rumahnya menjadi tempat produktif berupa ternak lele.
Pria berusia 30 tahun itu menjelaskan, sebelum jadi tempat untuk ternak lele, tanah kosong yang berlokasi di RT 6/RW 1 Karangrejo, Gajahmungkur, itu banyak yang bilang angker.
"Saya nggak setuju disebut angker. Itu lahan kosong milik keluarga sebenarnya. Akhirnya, saya buat kolam untuk ternak lele saja," ucapnya, Rabu 2 Februari 2022.
Adapun ternak lele yang dibuat Cahyo sebetulnya biasa saja dan berskala kecil. Luasnya hanya seukuran terpal 1X2 meter yang dia pisah menjadi dua kolam.
Baca Juga: Heboh Twitter, Netizen Ungkap Cara Membasmi Kecoa di Mobil, Cuma Pakai 2 Bahan Ini
Namun selain manfaatkan lahan kosong jadi tempat produktif, keunggulan dari ternak lele yang dibuat oleh Cahyo, yakni tidak bau.
Untuk kolam pertama dia jadikan sebagai tempat bibit lele dan satunya untuk lele yang sudah beranjak dewasa serta siap panen.
Kata Cahyo, sebagian besar kolam lele akan bau dan menguar di area sekitarnya.
Namun dengan berbagai metode yang dia lakukan, bau-bau itu lenyap.
"Biasanya memang kolam lele bau. Ini saya buat di tengah permukiman, ungtungnya tidak bau. Ketua RT saya sempat cek langsung ke sini," ujarnya.
Cahyo mempelajari semua cara itu secara otodidak dan memanfaatkan informasi dari internet. Dia bahkan baru memulai beternak di bulan September 2021.
Baca Juga: 7 Film Dalam Negeri Tayang Februari 2022 Ini, Ada Genre Romantis Hingga Horor
Saat awal-awal beternak, dia mendapat banyak kesulitan, seperti misalnya banyak yang bibit lele yang mati karena salah memberi dosis.
Cahyo mengungkapkan, jika 2 bulan pasca membeli bibit lele harus dipisahkan ke kolam lain.