Andika melakukan persiapan fisik selama dua bulan agar dapat melalui jalur pendakian yang di antaranya berupa tanjakan vertikal mencapai 45 derajat.
Dia harus melakukan simulasi penyesuaian suhu agar bisa bertahan dan membiasakan diri memakai oksigen dalam metabolisme aerob maximum atau VO2max.
"Persiapan panjang yakni mengumpulkan biaya. Selain itu persiapn fisik karena harus meningkatkan VO2max dengan olahraga cardio serta dengan berlatih di kondisi yang dingin," jelas Andika.
Setelah persiapan selesai, Andika terbang ke Bandara Lukla, Nepal pada 19 September 2022. Bandara itu merupakan pintu masuk ke Himalaya.
Dari Bandara Lukla, Andika ditemani oleh satu porter, satu trekking guide dan seorang pendaki lain asal lndonesia, untuk sampai ke Everest basecamp.
Namun, di perjalanan menuju Everest basecamp, pendaki asal Indonesia yang bersama Andika gagal melanjutkan pendakian ke karena penyakit altitude mountain sickness (ams).
Karena kondisi memburuk, rekan pendakian Andika tersebut harus dievakuasi ke ibu kota Kathmandu untuk mendapat perawatan intensif.
Melihat kejadian itu, Andika tidak menyerah, dia memutuskan untuk melanjutkan pendakian bersama climbing guide ke Highcamp Lobuche.
"Pada dini hari sekitar pukul 01.00 pagi tanggal 29 September saya dan Sherpa [climbing guide] memulai summit attack. Dimulai dari tenda kami di highcamp, saat itu udara sangat dingin berkisar -20 celcius," katanya.
Baca Juga: 5 Jalur Pendakian Merapi dari yang Landai hingga Terjal, Gunung Berapi Favorit Pendaki
Andika berjuang menembus gelap malam dan sengatan udara dingin.
Bersama Sherpa, dia menyusuri jalur licin dan kadang tertutup oleh salju. Tak hanya itu, dia juga harus berjuang untuk bernapas karena oksigen sangat terbatas.
Di Puncak Lobuche East dengan ketinggian lebih dari 6.000 meter, pendaki hanya bisa menghirup sekitar 40 persen oksigen dibanding jika berada di ketinggian rendah.
"Kondisi ini sangat riskan bagi tubuh kita, apalagi jika kita terkena altitude mountain sickness (ams) yang bisa berakibat fatal," jelasnya.
Setelah 2 jam perjalanan dari highcamp, pendakian sampai di tanjakan curam bersalju dengan kemiringan 45 derajat.