Untuk Bambang Pacul, Fitriyah menyamakan pada konisi dari Ganjar Pranowo ketika dicalonkan dulu. Sebab waktu itu Ganjar tidak punya elektabilitas yang tinggi seperti halnya Bambang Pacul saat ini.
Tidak tingginya elektabilitas Bambang Pacul itu menurut Fitriyah karena jabatannya berfokus pada DPR RI, sehingga tidak tertangkap dalam survei mengingat dia menjabat sebagai legislatif yang tidak banyak muncul di pemberitaan.
"Iya memang Pak Bambang Pacul, Ketua DPD PDIP Jateng. Dan kalau dilihat pengalamannya, artinya memang elektabilitas hasil surveinya itu sama kayak Pak Ganjar nggak tinggi. Kalau memang disurvei kan tidak kelihatan, dia fokusnya di DPR RI," beber dia.
Meski demikian, dari partai lain juga ada yang punya jago masing-masing seperti halnya Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menyatakan siap maju Pilgub Jateng 2024.
"Partai lain kan punya jago ya. Di baliho juga kan muncul Gus Yusuf, tetapi saya juga nggak tahu surveinya. Tetapi, bicara Jateng memang mau nggak mau kalau di Jateng itu kandang banteng," imbuhnya.
Kendati figur dari PDIP memiliki elektabilitas tinggi, kalau mesin partainya tidak maksimal otomatis target kemenangan akan sulit diraih.
"Kalau di Pilgub mesin partai ini kerja keras, sehingga pemenangan itu selain figur juga faktor mesin PDIP bekerja," tandasnya.