Qodari: Mundurnya Mahfud MD Bagian dari Agenda Melemahkan Pengaruh Jokowi

photo author
- Jumat, 2 Februari 2024 | 19:13 WIB
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari.  (Istimewa)
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari. (Istimewa)

JAKARTA, AYOSEMARANG.COM - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, mengomentari pengunduran diri Mahfud MD dari Kabinet Indonesia Maju sebagai suatu langkah yang dimaksudkan untuk melemahkan legitimasi Presiden Joko Widodo. Menurut Qodari, mundurnya Mahfud MD merupakan bagian dari agenda untuk melemahkan pengaruh Jokowi dalam persiapan Pilpres 2024.

"Mundurnya Pak Mahfud ini saya kira adalah bagian dari upaya untuk tadi menyerang, juga mendelegitimasi, tepatnya gitu," ujar Qodari.

Menurut Qodari, serangan terhadap Jokowi meningkat akhir-akhir ini, terutama dari pihak pendukung atau simpatisan calon presiden nomor 03. Serangan ini dipicu oleh kekecewaan terhadap keputusan politik Jokowi yang tidak mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

"Meningkatnya memang serangan-serangan kpd Pak Jokowi, serangan-serangan yang disebabkan oleh kekecewaan atau emosi terhadap Pak Jokowi yang tidak kemudian mendukung Ganjar atau calon yang didukung oleh PDIP begitu," ucap Qodari dari channel Youtube Cokro TV, Jumat 2 Februari 2024.

Baca Juga: Bangun Infrastruktur untuk Tingkatkan Perekonomian Warga

Qodari juga memperhatikan upaya untuk mengurangi legitimasi kepemimpinan Presiden Jokowi, seperti pernyataan Butet Kartaredjasa yang menyisipkan kata-kata yang melecehkan terhadap Presiden Jokowi saat memberikan pidato di acara kampanye Ganjar-Mahfud di Kulonprogo, Yogyakarta.

"Serangan-serangan itu memang muncul di panggung-panggung PDI Perjuangan. Misalnya, Butet itu kan acara panggungnya PDI Perjuangan garis miring Ganjar Pranowo, serangan ini ada yang ngintili asuok atau atau asu, memang Mas Butet tidak menyebut nama Pak Jokowi di situ menyebut ngintili tetapi itu kan strategi komunikasi sebetulnya bagian dari upaya untuk mendelegitimasi untuk mendegradasi Pak Jokowi," jelas Qodari.

Selain itu, Qodari juga menyoroti pernyataan Guntur Soekarnoputra yang dianggap sebagai ancaman terhadap hasil Pilpres 2024 jika Ganjar-Mahfud tidak menang.

"Nah termasuk juga dalam rangkaian itu adalah Mas Guntur yang lagi-lagi dalam kampanye resmi Mas Ganjar garis miring PDI Perjuangan, partai-partai koalisi di mana di situ Pak Guntur mengatakan bahwa yang penting sekarang ini yang prioritas adalah memenangkan Ganjar dan Mahfud setelah itu nanti Jokowi bisa kita apa-apain kan begitu," katanya.

Baca Juga: Mampu Atasi Ketahanan Pangan, Petani Kendal Deklarasikan Dukung Ganjar-Mahfud

SelaQodari juga menjelaskan pamitnya Mahfud dari kabinet menjelaskan dua hal. Pertama, ia menduga mundurnya calon wakil presiden nomor 3 itu karena ingin segera menyelesaikan masalah pribadi yang mengganjal hatinya.

Pasalnya, ketika debat cawapres kedua Mahfud MD menjadi canggung usai mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi.

“Soal Pak Mahfud itu saya kira ada dua aspek yang banyak didiskusikan dan mungkin banyak disorot. Yang pertama adalah soal kenapa beliau mundur? Nah kalau saya melihat sih sebetulnya Pak Mahfud mundur itu lebih kepada menyelesaikan persoalan diri beliau sendiri yaitu kecanggungan yang beliau rasakan ketika di acara debat cawapres yang terakhir banyak menyerang tapi kemudian justru dipertanyakan oleh masyarakat,” bebernya.

Baca Juga: Spesifikasi All New Toyota Alphard 2024, Mobil Sultan Peforma Mesin Tenaga Kuda Dibandrol Setara 10 Xpander CVT?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X