BATANG, AYOSEMARANG.COM - Dokter Ida Susilaksmi menegaskan bahwa penyemprotan insektisida atau fogging bukanlah solusi utama dalam penanggulangan demam berdarah.
Menurutnya, upaya utama dalam memberantas penularan demam berdarah adalah melalui gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
"Penyemprotan insektisida seringkali menjadi pemahaman yang keliru di masyarakat. Mereka merasa lebih aman jika daerahnya telah disemprot insektisida," kata Dokter Ida.
Baca Juga: Tidak Lagi Dikirab, Grebeg Sumpil Digelar Sederhana
"Namun, fogging hanya memberikan efek sementara. Nyamuk yang terkena fogging dapat kembali aktif setelah beberapa waktu, sehingga hal ini bukan solusi jangka panjang," ungkapnya.
Menurut Dokter Ida, fogging mungkin diperlukan dalam kondisi wabah demam berdarah yang meluas, tetapi tetap harus disertai dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk.
Gerakan 3M (Menguras, Mengubur, dan Menutup) serta pemasangan kelambu secara efektif dapat membantu dalam pencegahan demam berdarah.
"Idealnya, pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M harus menjadi fokus utama. Pemasangan kelambu juga efektif untuk mencegah gigitan nyamuk," tambah Dokter Ida.
Baca Juga: New Honda Stylo 160, Skutik Premium Fashionable yang Bikin Naksir Warga Jateng
Sekretaris Dinas Kesehayan itu juga menjelaskan bahwa literatur menyebutkan adanya jam-jam tertentu ketika nyamuk Aedes lebih aktif menggigit, seperti pagi dan sore hari. Namun demikian, gigitan nyamuk juga tidak terbatas pada waktu tersebut.
Dokter Ida juga menyoroti tingginya permintaan fogging dari masyarakat yang hampir setiap minggu.
"Kami menerima permintaan fogging hampir setiap minggu, dan daerah yang membutuhkan jasa fogging pun semakin meluas," katanya.
"Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman yang keliru tentang fogging perlu kita perbaiki. Pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M dan pemasangan kelambu merupakan langkah yang lebih efektif dalam mencegah penularan demam berdarah," jelasnya.
Baca Juga: 7 Orang Meninggal Akibat DBD, Gerakan 3M Plus Digalakkan
