BATANG, AYOSEMARANG.COM - Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang merupakan sumbangan vital bagi pembangunan daerah, telah menemukan jalur yang tepat untuk mengalir dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Bukan hanya menjadi penopang sektor kesehatan, dana ini juga menjadi cahaya harapan bagi mereka yang terjebak dalam lingkaran pengangguran.
Dengan kebijakan yang cerdas dan terarah, Pemerintah Kabupaten Batang telah mengambil langkah strategis untuk mengubah tantangan menjadi peluang.
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Batang, dengan visi yang jelas, telah menyelenggarakan pelatihan melinting rokok yang tidak hanya membuka pintu pekerjaan tetapi juga mengasah bakat dan keterampilan.
Baca Juga: Grand Batang City Perkuat Sektor Ritel dan Perbankan
Di ruang yang biasanya dipenuhi dengan suara mesin dan aroma tembakau, Ruang Meeting Pabrik Rokok PT. Tebing Mas Tulis Makmur berubah menjadi arena pembelajaran pada Rabu, 15 Mei 2024.
Sebanyak 30 peserta, yang merupakan karyawan baru, telah diberikan kesempatan emas untuk mengikuti pelatihan ini dari 14-17 Mei 2024.
Mereka diajarkan bukan hanya tentang teknik, tetapi juga tentang seni dan dedikasi yang diperlukan dalam melinting rokok.
Triossy Juniarto, Pelaksana tugas Kepala Disperindagkop Batang, dengan semangat yang membara, menyatakan, “Pelatihan ini adalah manifestasi dari komitmen kami untuk membangun SDM yang tidak hanya terampil tetapi juga kompetitif di pasar global. Kami ingin memastikan bahwa setiap produk yang tercipta di sini, di Kabupaten Batang, adalah simbol dari kualitas dan keunggulan.”
Baca Juga: Siap Ramaikan Semarang dengan Meet and Greet Sinetron RCTI dan Road to EURO 2024
Para peserta mendapatkan bimbingan langsung dari para praktisi berpengalaman dari MPS, seperti Anas, Uminah, Subiyanto, Andriani, dan Arief Megantoro, yang telah mengabdikan diri dalam industri ini dan kini berbagi pengetahuan mereka.
“Pelatihan ini bukan sekadar tentang melinting, tetapi tentang menghargai setiap lembar tembakau sebagai kanvas yang menuntut keahlian,” ujar Triossy Juniarto,
Ia menambahkan harapannya agar pelatihan ini dapat menjadi batu loncatan bagi industri lokal untuk mencapai standar internasional.