KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kendal terus meningkat. Data yang ada selama tahun 2024 hingga akhir Mei tercatat 414 kasus dan 18 pasien meninggal dunia.
Meihat masih tingginya angka DBD ini, Wakil Bupati Kendal Windu Suko Basuki mengaku prihatin dan harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah, kecamatan, desa, dan Puskesmas.
Terlebih, Kabupaten Kendal sempat menjadi sorotan dengan kasus meninggal dunia tertinggi se-Indonesia.
"Pak camat, kepala puskesmas, dan kades ini harus malu karena bekerja tidak maksimal. Karena Kendal menjadi daerah tertinggi kasus DB di Indonesia," katanya.
Dikatakan, penanganan kasus DBD harus dimaksimalkan, jangan sampai gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini kembali menimbulkan korban jiwa di Kendal. Dia meminta, pemerintah kecamatan maupun pemdes bisa turun ke lapangan untuk mengecek kondisi daerahnya.
Baca Juga: Lima Bulan Terakhir, 266 Pasien Dirawat di RSUD Soewondo Karena DBD
"Penanganan harus turun ke lapangan. Tidak bisa cuma fogging saja karena cuma membunuh nyamuk dewasa," ujarnya.
Basuki berharap, masyarakat Kendal bisa melakukan hidup sehat. Termasuk tidak membiarkan nyamuk berkembang biak di genangan air.
"Kalau ada satu kasus DBD di rumah tangga, pasti langsung menyebar ke rumah-rumah lainnya. Dan itu betul jangan sampai ada genangan air dimanapun," jelasnya.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kendal, Bambang Setyawan mengatakan, hingga 23 Mei 2024 terdapat 414 kasus DBD di Kabupaten Kendal. Bahkan, 18 pasien diantaranya meninggal dunia. Dikatakan, kasus DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Boja, Sukorejo, hingga Patean.
"Paling tinggi kasusnya di Kendal wilayah atas. Dan kami terus menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) hingga ke desa-desa dan sekolah," tambahnya..