CILACAP, AYOSEMARANG.COM -Ribuan siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kabupaten Cilacap Jawa Tengah mengikuti kegiatan literasi digital nonton bareng, dengan tema " Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital " pada Senin 27 Mei 2024.
Kegiatan ini digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap dan disiarkan secara daring lewat zoom dari SMPN 1 Kedungreja Cilacap, Jawa Tengah.
Kegiatan nobar tersebut digelar guna mengedukasi para siswa agar mengerti soal etika berkomunikasi di media sosial, sesuai perkembangan media sosial yang bisa membawa beberapa risiko. Risiko itu antara lain kekerasan di dunia medsos, seperti cyberbullying, online sexual harassment, serta kemungkinan pelanggaran keamanan data yang berpengaruh pada privasi.
Menurut badan statistik pusat, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z. Jumlah generasi Z saat ini, sebanyak 27,94% yang berkisar 68 juta dari total populasi. Dan generasi Z adalah generasi digital yang sangat aktif dengan dunia media sosial, karena hampir setiap hari tidak lepas dari gadget yang sering digunakan untuk berkomunikasi. Generasi sekarang ini, memiliki kecenderungannya lebih banyak melihat video, dari pada membaca.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat, terdapat 12.547 konten hoaks yang beredar di website dan platform digital sepanjang Agustus 2018 sampai Desember 2023. Konten tersebut diidentifikasi, diverifikasi, dan divalidasi oleh Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika.
Korwil Mafindo Wonosobo, Astin Meiningsih, mengatakan saat ini, banyak masyarakat yang telah merasakan kegunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi pengguna internet maka semakin tinggi pula kemungkinan tindak kejahatan yang diawali oleh beredarnya konten negatif, terlebih di kalangan pelajar.
Dunia digital, sangat luas dan bebas untuk berekpresi. Pengguna internet, paling banyak di dominasi oleh kalangan pelajar. Terlebih dunia digital saat ini, berfungsi sebagai sarana, untuk mencari informasi, dan berinteraksi dengan komunitas atau sebagai sarana kegiatan belajar mengajar. Banyak sekali, konten-konten negatif yang menjurus kepada kejahatan seksusal.
"Oleh sebab itu, para siswa dan tenaga pendidik, harus lebih peka terhadap konten tersebut, karena dapat membahayakan masa depan para siswa, dalam berinteraksi di dunia digital," ungkap Astin.
Seperti yang di katakan oleh Ketua Prodi Magister Ilmu Ekonomi FEB, Universitas Trisakti Dr. Rinaldi Rustam, ME, berpikir dan bertindak semua di gerakan oleh tenologi digital, semua siswa dapat mencari informasi dengan mudah melalui dunia digital terutama media sosial.
"Sekarang ini banyak sekali konten-konten negatif yang mengarah ke kejahatan seksual di dunia digital. Para guru dan siswa harus peka terhadap konten tersebut, karena akan berdampak negatif bagi perkembangan siswa."
"Oleh sebab itu pentingnya literasi digital saat ini, harus benar-benar di giatkan, agar para siswa tidak mudah terjerumus dalam lingkaran yang merugikan, karena pengaruh dunia digital yang semakin berkembang dengan pesat," tambahnya.***