Acara PMB di Batang: Menguak Sejarah Wangsa Syailendra dan Batik Abad ke-8

photo author
- Jumat, 7 Juni 2024 | 17:40 WIB
Ngopi Bareng Pegiat Sejarah Batang Perkumpulan Masyarakat Batang  (PMB)
Ngopi Bareng Pegiat Sejarah Batang Perkumpulan Masyarakat Batang (PMB)

BATANG, AYOSEMARANG.COM - Kabupaten Batang, yang telah ada sejak tahun 1614 dan memiliki sejarah yang lebih tua dari Mataram Yogyakarta, Majapahit, serta candi Borobudur, baru-baru ini menjadi sorotan melalui acara "Ngopi Bareng Pegiat Sejarah Batang."

Acara yang digelar oleh Perkumpulan Masyarakat Batang (PMB) di Resto Pawon Simbah ini dihadiri oleh berbagai pegiat sejarah, tokoh masyarakat, dan pemuda Batang.

“Siapa yang tidak mengenal sejarahnya, dia tidak bisa membangun masa depan. Bahkan tidak memahami apa yang sedang terjadi saat ini,” ujar Ketua PMB, Heppy Trenggono, saat dihubungi melalui gawai pada Jumat 7 Juni 2024.

Heppy menekankan pentingnya sejarah sebagai pondasi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: PSIS Rilis Rencana untuk Persiapan Liga 1: Segera Latihan, Bakal Ada Pelatih Fisik Asing dan Pemain Baru

"Sejarah merupakan salah satu pondasi untuk membangun bangsa agar lebih baik ke depan," tegasnya.

Salah satu fakta menarik yang diungkap dalam acara ini adalah mengenai batik. Selama ini, batik dianggap baru ada sejak zaman Majapahit pada abad ke-13. Namun, melalui prasasti Gringsing, diketahui bahwa batik telah ada di Batang sejak abad ke-8.

"Dari prasasti yang ditemukan, diketahui bahwa kelahiran Wangsa Syailendra terkait erat dengan wilayah Batang. Sri Sultan Hamengkubuwono X, Raja Mataram, Yogyakarta, mengakui bahwa nenek moyangnya adalah Ratu Batang, dari Batang," ungkap Heppy.

Lebih lanjut, Heppy juga menyebutkan banyaknya prasasti, candi, dan situs sejarah lain yang tersebar di seluruh wilayah Batang. Hal ini menunjukkan bahwa Batang memiliki peran signifikan dalam perkembangan peradaban Hindu-Budha di Indonesia.

Baca Juga: Warga Donosari Diberi Edukasi Soal Nikah Siri dan Perceraian

Menurut Heppy, yang juga menjabat sebagai Presiden Indonesia Islamic Business Forum (IIBF), peradaban di Batang lebih tua dibandingkan dengan Mataram Yogyakarta, Majapahit, dan candi Borobudur.

"Acara ini tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai sejarah Batang, tetapi juga memperkuat jati diri generasi muda Batang. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan rasa bangga terhadap warisan budaya dan sejarah daerahnya," jelas Heppy.

Heppy berharap, acara ini menjadi langkah awal dari banyak inisiatif lainnya yang akan terus mengangkat sejarah dan budaya Batang, mendukung pembangunan yang berkelanjutan bagi masyarakatnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X