PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM - Ratusan karyawan PT Dupantex Pekalongan tidak tinggal diam setelah penutupan pabrik tekstil yang telah menjadi sumber penghidupan mereka.
Pada Jumat 14 Juni 2024 mereka berkumpul di kantor Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pekalongan, menuntut hak-hak yang belum terpenuhi.
Sulastri, seorang pekerja berusia 49 tahun dari Kabupaten Batang, telah mengabdikan 25 tahun hidupnya bekerja di Dupantex.
“Pabrik tutup tanggal 6 kemarin. Saya bingung mau kerja apa lagi. Saat ini, yang bisa saya lakukan hanyalah menuntut hak kami,” ungkap Sulastri dengan nada prihatin.
Baca Juga: SCU Semarang Gelar Wisuda dengan Tema Semarangan, Ada Keroncong dan Warak Ngendog
Belum diterimanya bayaran tiga bulan terakhir, THR, dan pesangon menjadi beban bagi Sulastri dan rekan-rekannya.
“Suami saya hanya kerja kuli bangunan, anak-anak kami masih butuh uang. Bagaimana kami mau menghidupi?” tambahnya dengan mata berkaca-kaca.
Di sisi lain, Rafi’i, Ketua SPN PT Dupantex, menyatakan bahwa sekitar 886 karyawan belum mendapatkan hak-hak mereka.
“Kami telah berusaha melakukan pertemuan dengan perwakilan perusahaan, tapi hingga saat ini hasilnya belum memuaskan,” kata Rafi’i setelah mediasi.
Baca Juga: Lion Air Buka Penerbangan ke Palangka Raya Lewat Bandara Ahmad Yani Semarang, Ini Jadwalnya
Hanungka Jinawi, kuasa hukum perusahaan, menegaskan komitmen untuk menyelesaikan masalah ini.
“Perusahaan dalam kondisi keuangan yang tidak baik, namun kami akan terus upayakan untuk memenuhi hak para karyawan,” jelas Hanungka.