BOYOLALI, AYOSEMARANG.COM- Siswa-siswi jenjang SMP se-Kecamatan Boyolali, mengikuti kegiatan literasi digital nonton bareng, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat 14 Juni 2024. Kegiatan yang mengambil tema "Menjadi Pengguna Media Sosial yang Bijak, Kreatif dan Inovatif", dilangsungkan secara daring lewat zoom dari studio Disdikbud, Boyolali Jawa Tengah.
Kegiatan nobar digelar guna mengedukasi para siswa SMP, agar mengerti akan perkembangan teknologi media sosial yang bisa menjadikan pengguna media sosial yang bijak, kreatif, dan inovatif. Selain itu, memberikan keseimbangan antara pemanfaatkan platform tersebut, untuk keuntungan pribadi dan profesional, serta menghindari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan.
Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Boyolali, Supana. S.pd., M. Pd, mengatakan, perkembangan media sosial saat ini sangat cepat sekali, sehingga para siswa di tuntut bijak dalam menggunakan media sosial, agar tidak terjebak dalam hal negatif saat menggunakan media sosial.
"Para siswa SMP harus diberikan pembekalan literasi digital, karena hal itu sangat penting supaya mereka paham akan penggunaan media sosial secara Bijak, Kreatif, dan Inovatif. Karena teknologi media sosial, selalu berkembang sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin canggih. Oleh sebab itu, para siswa dan tenaga pendidik harus memahami empat pilar Literasi Digital. Keempat pilar tersebut, diantaranya Digital Skills, Digital Safety, Digital Culture, dan Digital Ethics," kata Supana.
Berdasarkan laporan Survei Internet Indonesia yang disusun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) per 2021-2022, tingkat penetrasi internet pada anak usia 5-12 tahun mencapai 62,43 persen, sedangkan pada anak usia 13-18 penetrasi internetnya sebesar 99,16 persen. Sebanyak 90,61 persen anak usia 13-18 tahun tersebut mengakses internet melalui gawai.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) yang juga Relawan Mafindo, Dr Adriana Grahani Firdausi, mengatakan mengatakan pengguna internet dari kalangan tersebut, ini luar biasa banyak. Oleh sebab itu, kegiatan nobar literasi digital sangat penting diselenggarakan, guna menyiapkan generasi bangsa yang kompeten menghadapi perkembangan kemajuan teknologi.
"Para siswa dituntut agar kreatif sehingga mereka bisa mengembangkan talenta mereka melalui media sosial. Mereka harus memahami Cakap digital, Aman digital, Budaya digital, Etika digital (CABE). Apabila hal tersebut sudah mereka pahami, maka kedepannya para siswa bisa menggabungkan kreatifitas dan juga bisa berbagi hal positif guna membangun branding yang kuat untuk memasuki dunia digital yang semakin terus berkembang," ungkap Adriana.
Secara umum 60% anak-anak yang mengakses dunia digital, terpapar akan risiko cyberbullying. Risiko-risiko tersebut, diantaranya adalah perundungan siber (45%), rusaknya nama baik atau reputasi (39%), terpapar muatan seksual dan kekerasan (29%), ancaman siber (28%), menjalin interaksi yang tidak aman (17%), gangguan gaming (13%), dan gangguan media sosial (7%).
Peran orang tua dan guru, merupakan salah satu peranan penting untuk memantau para siswa dalam menggunakan media sosial yang bijak dan mengedepankan norma-norma budaya Indonesia. Oleh sebab itu Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, akan terus memberikan edukasi berupa literasi digital, kepada para pelajar agar terhindar dari dampak negatif media sosial yang semakin berkembang dengan pesat.***