KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Nilai transaksi Pinjaman Online (Pinjol) di Kendal cukup tinggi. Warga diminta untuk lebih berhati-hati memilih pinjaman online ini agar tidak terjerat praktek rentenir.
Tias Retnani dari OJK mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati dengan pinjaman online atau pinjol. Pastikan terlebih dulu sudah terdaftar di OJK dengan cara bertanya lewat pesan singkat ke nomor layanan OJK.
Tias juga mengatakan, masyarakat harus bisa mengelola uang dengan baik. Dari penghasilan atau gaji yang ada, harus ada yang disisihkan untuk ditabung atau investasi. Tujuannya agar ketika pensiun sudah punya tabungan untuk hari tua.
Baca Juga: Bank Jateng dan Kemenag Kabupaten Magelang Berkolaborasi Fasilitasi Kredit untuk ASN dan PPPK
"Mengelola gaji atau pendapatan itu harus disiplin dan konsisten, yaitu sisihkan untuk sosial 10 persen, tabungan dan investasi 20 persen, sedangkan untuk kebutuhan hidup sebesar 40 persen," jelasnya saat memberi pencerahan di literasi, edukasi dan inklusi keuangan di pendopo kabupaten Kendal Rabu 26 Juni 2024.
Materi yang disampaikan tentang cara mengelola keuangan yang baik dan benar, sehingga bisa investasi atau memiliki tabungan untuk masa depan. Disinggung juga tentang menyikapi adanya pinjaman online.
Sementara Bupati Kendal Dico M Ganinduto mengatakan, di era perkembangan teknologi yang cepat, maka harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Manfaatkan teknologi dengan baik, seperti smartphone harus dimanfaatkan dengan baik. "Dengan memanfaatkan teknologi baik, maka bisa menjadi bagian dari peningkatan kualitas sumber daya manusia," katanya.
Baca Juga: Datangkan OJK, PkM USM Beri Edukasi Pencegahan Jebakan Pinjol Ilegal Warga Tambak Boyo Raya
Bupati juga mengingatkan banyaknya kejahatan digital yang merusak generasi muda. Banyak korban yang tertipu, seperti judi online maupun pinjaman online ilegal.
"Penginnya cepat dapat uang banyak, dengan mudah, padahal untuk mendapatkan kesuksesan harus melalui proses dan cara yang baik," katanya.
Direktur PT BPR BKK Kendal, Ahmad Mundolin mengatakan, memberikan edukasi yang memadai dan meningkatkan literasi keuangan kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Meningkatkan daya dorong bagi akses masyarakat terhadap lembaga keuangan.
"Harapannya masyarakat bisa memanfaatkan lembaga keuangan dengan baik, seperti menabung atau produk lainnya," harapnya