KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Dibangun dengan anggaran Rp 40 miliar dan diresmikan 2019 silam, Pelabuhan Niaga Kendal kondisinya mangkrak. Kantor yang akan digunakan sebagai pusat pelabuhan niaga juga tidak terawat.
Pelabuhan yang dirancang sebagai pelabuhan niaga bertaraf internasional, kondisi dermaga pelabuhan tampak lengang. Tidak ada aktivitas kapal berlabuh maupun berlayar. Kondisi mangkrak ini justru dimanfaatkan sejumlah pemancing untuk mencari ikan.
Kondisi serupa terjadi pada Kantor Pelabuhan Niaga Kendal. Bangunan yang dibangun dengan anggaran Rp 2,5 miliar juga mangkrak. Tidak ada satupun petugas yang nampak berkantor di Kantor Pelabuhan Niaga tersebut.
Semua aset berharga tersebut kondisinya mangkrak. Padahal, jika difungsikan maka berpotensi untuk menambah Pendapatan Asli Daerah.
Baca Juga: Waduh, Pendangkalan Pelabuhan Kendal Kian Parah, KMP Kalibodri Sering Kandas
Mulai dari biaya sewa dermaga kapal, tarif atau retribusi masuk pelabuhan sampai pada parkir kendaraan dan tempat gudang penyimpanan barang maupun peti kemas yang akan diangkut.
Kepala Dinas Perhubungan Kendal, Muhammad Eko, mengatakan sebenarnya Pelabuhan Niaga Kendal, sudah ada dua BUMN yang mau menyewa. Satu, yakni PT Brantas Abipraya (Persero), yakni BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi.
“PT Brantas Abipraya menyewa lahan dan perkantoran saja. Yakni akan digunakan sebagai gudang penyimpanan material untuk pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Batang. Jadi tidak sampai operasional pelabuhan,” katanya.
Kedua, yakni dari PT Adhikarya Putra Banua dengan izin operasional Pelabuhan Niaga. “Jadi Mereka komitmen mengelola pelabuhan sampai pada melakukan perawatan termasuk normalisasi dermaga yang saat ini kondisinya dangkal,” jelasnya.
Baca Juga: DPM PIP Semarang Bagikan Sertifikat Kompetensi Untuk Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan
Kedua perusahaan BUMN ini diakuinya permohonan sewa sudah diserahkan ke Bupati Kendal. Tapi hingga hari ini belum ada satupun nota dinas yang turun. Apakah disetujui salah satu, atau ditolak semua. “Kami masih menunggu nota dinas Bupati Kendal,” tegasnya.
Eko mengakui, Pelabuhan Kendal dan Pelabuhan Niaga Kendal kondisinya memprihatinkan. Terutama kolam retensi pelabuhan yang terus mengalami pendangkalan. “Saat ini kedalaman minus 1,5-2 meter saja. Padahal normal atau idealnya untuk kapal-kapal besar bisa bersandar harusnya kedalamannya minimal minus 3-5 meter,” jelasnya.
Selain itu kondisi breakwater (pemecah ombak) juga banyak sudah yang rusak. Dibangun sejak 2002 lalu, kondisi pemecah ombak, terutama yang dari tumpukan batu sudah banyak yang jebol dan amblas.
Pemecah ombak panjangnya mencapai 2,35 kilometer. Rinciannya sebelah barat 1.15 kilometer dan 1,2 kilo meter di sebelah timur. Dari total panjang breakwater, lebih dari satu kilometer kondisinya sudah rusak.