Kisah Perjuangan Warga Kendal Peraih IPK 3,94, dari Ditinggal Ayah Hingga Berjualan Ayam Potong

photo author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 15:27 WIB
Junnatun Mukhasonah,lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta peraih IPK 3,94 bersama ibunya.  (edi prayitno/kontributor Kendal   )
Junnatun Mukhasonah,lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta peraih IPK 3,94 bersama ibunya. (edi prayitno/kontributor Kendal  )

 

 

 KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Perjuangan warga Kendal yang berhasil lulus sarjana di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan IPK 3,94 penuh dengan haru. Bagaimana tidak Junnatun Mukhasonah yang tinggal bersama ibunya di Kelurahan Sukodono Kecamatan Kota Kendal harus kehilangan sosok ayah dan berjualan ayam potong.

Ditemui di kediamannya, Junnatun bercerita  saat tes masuk kuliah, harus memilih berangkat tes atau menjaga ayahnya yang sedang sakit. Demi mengejar mimpi menjadi sarjana inilah, Jannatun melewatkan momen detik-detik terakhir bertemu mendiang ayahnya.

“Ini merupakan suatu pilihan hidup memilih menunggu orang tua saat sakit  atau memilih menjalani tes masuk kuliah,”katanya.

Takdir berkata lain, Junnatun yang memilih menjalani tes masuk Universitas Diponegoro Semarang 5 tahun lalu, ayahnya meninggal dunia. Sebelum menjadi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,  Junnatun sempat mendaftar beberapa kali ke sejumlah universitas negeri di Semarang.

Lulusan MAN kota Semarang tahun 2018 akhirnya diterima di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. “Saat tes masuk Undip diminta pulang ke rumahtapi tidak tahu alasannya apa,  keluarga saat itu tidak menjawab. Baru tahu jika ayah meninggal setelah sampai dirumah,” imbuhnya.
Anak ke 3 dari 4 bersaudara pasangan Akhmad Sodiq dan Nur Yatimah ini memiliki keinginan besar bisa menjadi sarjana.

Baca Juga: Inilah Rahasia 5 Mahasiswa Lulusan Terbaik Unisma IPK Nyaris Sempurna

Perjuangannya tidak sampai disitu, Junnatun pernah berjualan ayam potong di Pasar Kendal yang merupakan peninggalan sang ayah. Bersama ibunya meneruskan jualan ayam potong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah.

Kini perjuangan Junnatun tidak sia-sia, setelah mendapat predikat lulusan terbaik dan tercepat mimpinya ingin  melanjutkan pendidikan S2.

“Penginnya kuliah S2 dan saat itu sedang mengajukan beasiswa LPDP sembari menunggu pembukaan CPNS,” ujarnya.

Sementara sang ibu, Nuryatimah saat ini tetap melakukan pekerjaanya sebagai penjual daging ayam potong.  “Ya meneruskan usaha bapak, Alhamdulillah bisa untuk sehari-hari dan biaya sekolah adik Junnatun,”ungkapnya.

Junnatun, perempuan kelahiran 5 desember 1999 itu mendapatkan predikat lulusan terbaik di fakultas syariah dan hukum dengan IPK 3,94. Tak hanya itu, juga diganjar sebagai lulusan tercepat dengan masa kuliah selama 3 tahun 4 bulan 17 hari.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X