15 Hektar Sawah di Kaliwungu Diserang Tikus, Petani dan Warga Lakukan Gropyokan

photo author
- Selasa, 23 Juli 2024 | 09:03 WIB
Warga melakukan aksi gropyokan sarang tikus di daerah Gili Gede Desa Kumpulrejo Kaliwungu.  (edi prayitno/kontributor Kendal)
Warga melakukan aksi gropyokan sarang tikus di daerah Gili Gede Desa Kumpulrejo Kaliwungu. (edi prayitno/kontributor Kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Serangan hama tikus di Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu semakin menggila. Setidaknya 15 hektar sawah yang mulai ditanami padi rusak diserang hama tikus.

Dalam upaya mengendalikan populasi tikus yang merugikan, Pemerintah Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu melaksanakan kegiatan gropyokan tikus dengan memanfaatkan metode tradisional yang efektif.

Gropyokan merupakan pengendalian tikus dengan cara mekanis yakni memburu langsung tikus yang berada pada lubang-lubang aktif dengan melakukan pengasapan atau membongkar lubang-lubang aktif yang memang dicurigai adanya tikus. 

“Tikus yang keluar dari lubang akan diburu dan dimatikan dengan cara dpukul,” kata Kepala Desa Kumpulrejo Edy Hariyanto, Selasa 23 Juli 2024.

Dalam kegiatan gropyokan tikus ini, digunakan alat tradisional dan petasan asap tikus yang dibantu Balai Pertanian Kaliwungu. Dikatakan Kades, kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi populasi tikus yang merusak hasil pertanian.

Baca Juga: Prihatin Lihat Sawah Terendam Banjir di Kendal, Menteri Pertanian Bantu Pompa dan Mesin Kombi

"Kami melaksanakan gropyokan tikus sebagai upaya pengendalian yang aman dan efektif. Metode ini telah digunakan secara turun temurun oleh masyarakat lokal, dan hasilnya terbukti sangat efektif," imbuhnya.

Pihaknya, juga menekankan pentingnya menggunakan metode pengendalian tikus yang tidak berbahaya dan tidak melanggar hukum. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak menggunakan aliran listrik atau metode lain yang berpotensi membahayakan keselamatan mereka sendiri.

"Pemakaian aliran listrik dalam pengendalian tikus sangat berbahaya dan melanggar hukum. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat untuk mengadopsi metode tradisional yang aman seperti gropyokan tikus," terangnya.

Kearifan lokal ini menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat memberikan solusi praktis dalam menghadapi permasalahan di lingkungan sekitar.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X