Angkat Sejarah Kaliwungu, Gelar Budaya Pentaskan Teater Tumenggung Hadinagoro

photo author
- Rabu, 11 September 2024 | 10:50 WIB
Penampilan pentas teater tumenggung Hadinagoro di RTH alun-alun Kaliwungu.  (dokumen   )
Penampilan pentas teater tumenggung Hadinagoro di RTH alun-alun Kaliwungu. (dokumen  )

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - -  Sebelum berdiri Kabupaten Kendal, Kaliwungu berdiri sendiri dan mempunyai seorang bupati. Namun kemudian kadipaten Kaliwungu dihapuskan dan dilebur dengan Kadipaten Kendal.

Ini sesuai dengan naskah manuskrip yang ditulis tahun 1925 oleh Raden Pirjodihardjo seorang Demang wilayah Sambong mengenai Tumenggung Hadinagoro di Medan Perang tahun 1808-1830 dan para ahli Kaliwungu.

Untuk mengenalkan dan mengangkat sejarah ini, teater Atmosfer mementaskan  Tumenggung Hadinagoro di Medan Perang 1808-1830 dalam gelaran gelar budaya Kaliwungu di RTH Alun-Alun Kaliwungu akhir pekan lalu.

Gelar budaya Kaliwungu merupakan kegiatan kolaborasi dari hasil fasilitasi pemajuan kebudayaan tahun 2024 Balai Pelestarian Kebudayaan X dan Fasilitasi Gelar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal.

Galih Setyo Aji, ketua penyelenggara  mengatakan ide penyelenggaraan kegiatan ini respon dari ditemukannya naskah manuskrip yang ditulis tahun 1925.

Baca Juga: Pentingnya Literasi Digital, Kominfo Ajak Santri Sebarkan Budaya Digital

“Dalam naskah tersebut  ada beberapa point menarik, diantaranya disebutkan bahwa Tumenggung Hadinagoro diberikan jabatan sebagai Bupati Kaliwungu tahun 1808-1811. Setelah itu Kadipaten Kaliwungu dilebur dengan Kadipaten Kendal ketika Inggris selesai memerintah sehingga pemerintahan Kadipaten Kaliwungu dihapuskan pada 1811,” terangnya.

Tumenggung Hadinagoro yang kemudian diberikan jabatan untuk memerintah wilayah Limbangan tahun 1814 dipercaya untuk berperang melawan pemberontakan di wilayah Selokaton hingga dipercaya turut berperang di wilayah Magelang pada tahun 1825-1828.

Sementara itu Ketua Dewan Kesenian Kendal Komisariat Kaliwungu Bahrul Ulum A.Malik menyebutkan kegiatan tersebut menggambarkan masyarakat Kaliwungu yang tidak lupa akan identitas dan karakternya sebagai masyarakat kota santri.

Bahrul Ulum menambahkan bahwasanya gelaran budaya ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan setelah Alun-alun Kaliwungu ini direstorasi. “Sehingga ini menjadi sejarah besar bagi Kaliwungu dengan mengenalkan kembali kepada warga tentang sejarah Kaliwungu,” ungkapnya.

Pamong Budaya yang sekaligus Kepala Subkor Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Anang Yuli Ariadi mengatakan ini merupakan gambaran majunya pemuda-pemuda Kendal yang peduli dan cinta terhadap daerahnya melalui budaya.

Sedangkan Perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Enny Sukasih menyebut bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Alun-alun Kaliwungu  merupakan salah satu dari 30 peserta terbaik dari 100 lebih pengirim proposal kegiatan Fasilitas Pemajuan Kebudayaan tahun 2024.

“Saya berharap pemberian fasilitasi pemajuan kebudayaan menjadi tonggak majunya peradaban kebudayaan masyarakat di Indonesia,” tegasnya.

Dalam pagelaran tersebut menampilkan Marching Band Gita Nirwana Putra Putri Nahdlatul Ulama Kaliwungu dan Kesenian Tari Sufi Kaliwungu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X