KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Sedikitnya 20 seniman muda dari berbagai daerah belajar budaya jamu tradisional di Kampung Jamu Gesikan, Merdikorejo, Sleman akhir pekan lalu. kegiatan ini salah satu bagian dari Jejamuan Art Project (JAP), yaitu rangkaian kegiatan penciptaan dan pameran karya seni bertema budaya jamu.
20 seniman muda ini menginap dan berinteraksi untuk menggali berbagai pengetahuan dengan masyarakat perajin jamu. M Yusril Mirza, Kurator Jejamuan Art Project berharap dengan hadirnya para seniman muda ke Kampung Jamu Gesikan, dapat menjadi ajang pengenalan warisan budaya Jamu kepada generasi muda.
"Sejak awal, tujuan utama Jejamuan Art Project tidak hanya pada kegiatan pameran yang berisi karya seni saja. Melainkan dengan menemui para pembuat jamu di lingkungan tempat tinggalnya, maka para seniman muda dapat mengenali langsung, proses pembuatan jamu beserta berbagai situasi menarik dan intrik dari dinamika kehidupan pembuat jamu,” terangnya dihubungi Senin 16 september 2024.
Yusril Mirza yang pernah menggarap Festival Pituturan Kendal ini menambahkan, sambang jejamu ini dilakukan agar seniman muda dapat mengekspresikan segala hal yang dialaminya selama berada di Kampung Jamu ke dalam bentuk karya seni.
Ketua Panitia, Antonius Aditya Jatmika menjelaskan bahwa Jejamuan Art Project menjadi upaya inisiatif pengembangan budaya jamu ke ranah objek pemajuan kebudayaan yang lebih luas, yaitu seni.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Food Vlogger Terbaik di Indonesia yang Kontennya Bikin Kepengin Makan
"Meski telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO, rupanya jamu mulai terancam dan mengalami situasi yang cukup rentan. Seperti masih mendapat kesan pahit dan kurang enak untuk dikonsumsi bagi kalangan muda. Sehingga menurunkan minat bagi kalangan tersebut untuk berkenalan dan mengeksplorasi jenis-jenis jamu yang lain,” jelasnya.
Melalui Jejamuan Art Project, selain bertujuan mengenalkan jamu dalam bentuk lain, berupa representasi karya seni. Diharapkan dapat menumbuhkan daya tarik kalangan muda untuk ikut menghidupkan budaya jamu dalam lintas multidisiplin, salah satunya bidang seni" imbuhnya.
Dalam kegiatan Sambang Jejamuan di Kampung Jamu Gesikan, para seniman muda diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan mulai dari menonton film dokumenter jamu, dialog dan diskusi bersama perajin jamu, serta membuat jamu secara langsung.
Bahkan kegiatan tersebut menjadi pengalaman pertama mereka berada di Kampung Jamu. Salah satu seniman muda, Beatrix Riris yang berasal dari Kendal mengungkapkan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap kegiatan Sambang Jejamuan.
"Luar biasa, saya bisa bergabung pada kegiatan yang keren ini. Karena selama 2 hari 1 malam di Kampung Jamu Gesikan, saya mendapatkan pengalaman berharga yang mulanya saya pikir membuat jamu itu mudah, namun ternyata tidak sesederhana itu,”kilahnya.
Diharapkan dari Sambang Jejamuan di Kampung Jamu Gesikan, para seniman muda dapa memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang budaya jamu. Sehingga dapat menghasilkan berbagai karya seni yang akan dipamerkan pada tanggal 16-22 Oktober 2024 yang rencananya di gelar di The Ratan Art Space, Panggungharjo, Bantul.