BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Di balik dinding SMKN 1 Batang, ratusan pelajar turut merasakan euforia demokrasi melalui Pemilihan Ketua OSIS (Pilketos) yang dikemas dengan nuansa kekinian.
Layaknya Pemilu, tiga kandidat terbaik sekolah saling mengadu gagasan untuk memperebutkan kursi kepemimpinan organisasi.
Sabrina Kenita Sherly, Elika Maharrani, dan Nadiva Aura Akhsani, tiga siswi berprestasi ini tampil percaya diri memaparkan visi misi mereka di hadapan para pemilih muda. Yang menarik, sistem pemungutan suara telah beradaptasi dengan era digital, membuktikan bahwa generasi Z siap mengawal demokrasi dengan sentuhan teknologi.
"Ketiganya bersaing secara sehat dengan diberikan kesempatan yang sama untuk menyampaikan visi misinya, berdebat layaknya calon pemimpin secara sehat dan sebelumnya mereka juga berkesempatan untuk berkampanye di hadapan teman-teman yang akan memilihnya," ungkap Amirul Mukminin, Waka Kesiswaan Skansa saat ditemui di halaman sekolah, Kamis 7 November 2024.
Isu kesetaraan gender menjadi salah satu topik hangat dalam debat kandidat. Ayu, salah satu siswi pemilih, menyuarakan harapannya akan kesamaan hak antara pelajar putri dan putra.
"Tadi sudah mendengar visi misi dan sekarang masih debat. Isu yang diangkat persamaan gender, apalagi di sini banyak siswinya, jadi pinginnya ada kesamaan hak antara pelajar putri dan putra," jelasnya.
Kepala SMKN 1 Batang, Muji Listyawati, memandang perbedaan pilihan sebagai hal positif dalam proses demokrasi.
"Tidak apa-apa kalau sekarang beda pendapat dan pilihan, justru itu bagus. Yang penting setelah ada perbedaan pasti akan muncul kesepakatan yang lebih baik," ujarnya.
Pemilihan Ketua OSIS (Pilketos) ini tidak sekadar ajang pemilihan pemimpin, tetapi juga menjadi laboratorium demokrasi bagi generasi muda.
"Manfaatnya anak-anak kami bisa saling menghargai perbedaan pilihan dan belajar untuk menggunakan hak pilihnya sesuai hati nuraninya," tegas Amirul.
Di tengah maraknya penggunaan teknologi digital, Pilketos SMKN 1 Batang hadir sebagai bukti bahwa nilai-nilai demokrasi dapat berjalan seiring dengan kemajuan zaman.
Pemilihan ketua OSIS secara digital ini menjadi potret mini bagaimana generasi Z memahami dan menjalankan proses demokrasi dengan cara mereka sendiri.