KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Hujan dengan intesitas lLebat di wilayah Kendal pada hari Senin 11 November 2024 malam membuat debit Sungai Bodri mengalami kenaikan hingga status awas.
Menjelang tengah malam air limpasan sungai mulai menggenangi pemukiman. Bahkak laporan dari warga di Desa Lanji Kecamatan Patebon tanggul beton bagian palingujung utara mulai terkikis arus sungai.
“Ada laporan dari Ketua RW 3 Desa Lanji, Puji Sumaryono mengatakan tanggul beton bagian paling ujung utara terkikis tergerus arus sungai. Dan rembesan air akibat terkikisnya tanggul memasuki RT 1 RW 3 Desa Lanji,” ujar Asep Sayidi, petugas BPBD Kendal.
Dari hasil pemantuan tim BPBD Kendal ke lokasi menyebutkan, sumber masuknya air sungai ke wilayah pemukiman warga di RT 1 RW 3 Desa Lanji akibat tergerusnya tanggul yang terletak di ujung paling utara. Arus membentuk lubang arus air pada bawah tanggul.
Dampak terparah akibat rembesan air sungai Bodri ada 2 rumah warga milik Murib dan Mubariyah RT 1 RW 3 Desa Lanji yang tergenang.
Sementara Kepala BPBD Kendal Ali Sutariyo mengatkan setidaknya ada 3 desa disepanjang Sungai Bodri yang terdampak limpasan air. Yakni Desa Korowelangkulon Kecamatan Cepiring, Desa Bangunsari dan Desa Lanji Kecamatan Patebon.
Baca Juga: Hujan Deras Tiga Jam, Kawasan Genuksari Kini Bebas Banjir dan Genangan
“Hujan di wilayah Kendal atas cukup tinggi sekitar pukul 14.00 WIB yakni di Kecamatan Plantungan, Sukorejo, Limbangan dan Boja. akibatnya tinggi muka air Sungai Bodri dari pantauan di Bendung Juwero meningkat hingga pada ketinggian 300 cm atau dalam status awas pada pukul 20.15 WIB,”terangnya.
Berdasarkan kondisi tersebut berakibat banjir limpas di beberapa daerah aliran sungai Bodri. Di Desa Korowelangkulon Kecamatan Cepiring banjir telah limpas di bantaran sungai dan TPI Tanggulmalang.
Sedangkan di Desa Bangunsari Kecamatan Patebon banjir limpas di bantaran sungai dan lahan pertanian. Untuk di Desa Lanji Kecamatan Patebon, banjir telah limpas di bantaran sungai dan permukiman warga. Ketinggian banjir limpas bervariasi rata-rata 40 - 60 cm.
“BPBD Kabupaten Kendal melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui kondisi perkembangan ketinggian air secara berkala dan melakukan antisipasi serta kewaspadaan apabila terjadi banjir,” imbuhnya.
Selain itu melaksanakan pemantauan wilayah bersama organisasi-organisasi penanggulangan bencana yang ada di Kendal.
“Kita juga melakukan pendataan melalui Pemerintah Desa setempat untuk mengetahui daerah rawan atau rumah warga yang berpotensi mengalami banjir,” pungkasnya.