KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Menghadapi dan menyongsong Indonesia Emas 2045, Pondok Pesantren (Ponpes) harus siap menjadi garda terdepan untuk menuju era tersebut.
Langkah yang harus dilakukan Ponpes adalah dengan pengembangan SDM, kreativitas, dan memperkuat spiritualists pesantren untuk pembangunan Indonesia.
Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, KH Ahmad Fadlullah Turmudzi dalam acara Naharul Ijtima' yang digelar di Pondok Pesantren Darul Amanah, Sukorejo mengatakan, sesuai dengan tema Naharul Ijtima' tahun ini, "Revitalisasi Pesantren dan Penguatan Spiritual untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045”. “Kebutuhan kita adalah mengangkat dan menumbuh kembangkan lagi penguatan spiritualitas pesantren untuk menyongsong Indonesia Emas di 2045," katanya.
Dikatakan, pesantren juga harus siap melihat bagaimana perkembangan dinamika sesuai era saat ini. Makanya, di Naharul Ijtima ini, pihaknya menggelar berbagai Halaqoh mulai dari pengasuhan pesantren, manajemen pengasuhan, pesantren riset, pesantren media.
Peran RMI NU sendiri tidak hanya mengkoordinir pesantren, tapi juga lembaga pendidikan lainnya, seperti madrasah diniyah, TPQ dan pengajaran lain yang ada di masyarakat. “Ini penting, untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik,” imbuhnya.
Baca Juga: Ikut Berkontribusi untuk Sastra Indonesia, PSK Gelar Sastra Pesantren di Kaliwungu
Sementara Ketua PWNU Jateng, KH Abdul Ghaffar Rozin, menekankan penting untuk membangun kepedulian terhadap pesantren oleh semua pihak. Terutama sistematis kebijakan dari pemerintah pusat. Sehingga kemajuan pendidikan pesantren ini tidak hanya dibebankan kepada kiai atau pengasuhnya saja.
Terlebih saat ini, lulusan pesantren setara dengan pendidikan umum. Sehingga lulusan pesantren juga bisa menjadi insinyur, doktor, teknik sipil dan sebagainya.
“Sepanjang lolos dan layak. Tapi perguruan tidak boleh menolak karena alasan ijazah,” tambahnya.
Direktur Pesantren, pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Basnang Said mengatakan saat ini pihaknya sedang mengupayakan agar santri bisa menikmati program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Kami sedang mengupayakan, sebab di Indonesia ini ada 41 juta lebih santri. Mereka juga berhak untuk mendapatkan MBG dari pemerintah,” imbuhnya.
Sedangkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Terpilih, Taj Yasin Maimoen yang hadir di Naharul Ijtima' berharap pondok pesantren menjadi garda terdepan dalam melawan bullying dan kekerasan seksual. Ditegaskan pesantren tidak menerima aksi kekerasan berupa perundungan atau bullying dan kekerasan dalam kehidupan dan belajar mengajar.
"Aksi perlawanan ini diharapkan dapat menjadi tren yang diikuti oleh pondok pesantren di seluruh Indonesia. Sehingga kali ini ada pembahasan bagaimana pondok pesantren ada tren bahwa pondok pesantren anti atau tidak ada bullying. Perlu kita sebarkan bahwa pondok pesantren tidak ada bullying lagi," tegas Gus Yasin.