KIK Bangun Masjid untuk Tampung 700 Orang, Bupati Beri Nama Masjid Baitul Makmur

photo author
- Selasa, 18 Maret 2025 | 15:10 WIB
Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Kawasan Industri Kendal (KIK).  (edi prayitno/kontributor kendal)
Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Kawasan Industri Kendal (KIK). (edi prayitno/kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Pengelola Kawasan Industri Kendal (KIK) menyiapkan lahan seluas 625 meter persegi untuk dibangun masjid.

Peletakan batu pertama dilakukan Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari, Selasa 18 Maret 2025. Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari juga memberikan nama masjid yang akan dibangun di dengan nama Masjid Baitul Makmur.

"Yang memberi arti harapan dan doa agar masyarakat diberikan kemakmuran, ketentraman melalui ikhtiar dan doa," katanya.

Bupati menyatakan, pembangunan masjid ini merupakan sarana penunjang kawasan industri yang selayaknya disediakan untuk pekerja muslim dalam beribadah.

"Selama ini pekerja masih harus keluar kawasan saat akan melaksanakan ibadah terutama sholat Jumat," imbuhnya.

Sementara Direktur Utama PT KIK, Didik Purbadi menjelaskan, pembangunan masjid di atas lahan seluas 3.248 meter persegi dengan rencana luas bangunan 625 meter persegi, kapasitas untuk 700 orang ini telah disiapkan untuk para pekerja muslim di KIK.

"Kami mohon doa agar pembangunan masjid ini bisa berjalan lancar. Karena masyarakat Kendal adalah masyarakat yang agamis dan religius tentunya masjid ini menjadi tonggak yang penting," ujar Dirut PT KIK dalam sambutannya.

Baca Juga: Parah, KIK Berkembang Pesat Tapi Sayang Tak Punya Masjid

Ia berharap, masjid ini dapat menjadi sarana bagi masyarakat dan pekerja sekitar agar lebih giat dalam beribadah, serta memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat dan negara. 

Sebelumnya Ketua MUI Kendal KH Asroi Tohir menanyakan keberadaan KIK yang berkembang pesat namun tidak memiliki fasilitas tempat ibadah yang besar seperti masjid.

KH Asroi Tohir mengungkapkan jika di kawasan industri tidak tersedia masjid, maka pengawasan terhadap karyawan yang meninggalkan area untuk sholat Jumat menjadi sulit.

“Banyak pekerja harus mencari masjid di luar kawasan, yang bisa menyebabkan keterlambatan mereka kembali ke tempat kerja. Bahkan, ada pekerja yang tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga harus menggunakan angkutan umum atau ojek untuk sholat Jumat, yang tentu berisiko membuat mereka terlambat kembali ke tempat kerja," terangnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X