SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Usai pertandingan lawan Madura United, sambil kencing di toilet Stadion Jatidiri dengan hati yang maha kesal karena hasil mengecewakan, saya ngomong ke Jati Prihatmono (Wartawan Suara Merdeka) yang sama-sama kencing dan menghadap ke tembok:
"Kayaknya kita karma deh sering bully Heru."
Heru Wibawa, adalah teman kami sesama jurnalis di Semarang yang gila main bola. Sepatunya sering banget gonta-ganti layaknya pemain profesional dan story Whatsappnya hampir setiap saat menampilkan fotonya main bola, semangatnya memang patut diacungi jempol karena dia jarang absen latihan, namun kegilaannya itu tak diimbangi dengan skill.
Selama main fun football, Heru sering jadi bahan olok-olok kami karena skillnya menggelikan. Momen yang sering bikin kami tergelak tentu saja ketika ada peluang emas di depan gawang yang kerap gagal dia konversikan. Ada saja lah perkaranya, entah bola terlewat dari kaki atau tendangannya melenceng entah ke mana meskipun gawang tak dijaga.
Perasaan bersalah karena sering mengolok-olok Heru entah kenapa tiba-tiba saja muncul usai pada menit ke-97, PSIS mendapat peluang emas terakhir lewat tendangan Gali Freitas. Hampir semua orang, yang menyaksikan pertandingan ini dadanya pasti berdebar.
Baca Juga: Ahmad Luthfi Minta Personel TNI/Polri Dibekali Laras Panjang saat Amankan Lebaran di Jateng
Betapa tidak, di laga ini PSIS yang seharusnya di atas angin; bermain di kandang dengan kehadiran suporter lalu di tengah pertandingan wasit mengkartu merah pemain Madura United dan kendati kebobolan sanggup menyamakan.
Madura, sepanjang laga bermain layaknya tim yang baru saja promosi Liga 1, jarang nyerang, bahkan shot on target pun bisa diingat-ingat saja dan tak perlu susah-sudah mencatatnya.
Ketika skor 1-1, saat PSIS sedang susah payah mencetak gol, lini belakang malah kecolongan lewat gol A. Irfan di menit ke-94.
Harapan sempat ada kemudian lewat tendangan bebas Gali Freitas. Dalam momen mendebarkan itu, Gali melakukan shoot dengan sempurna dan melewati pagar betis. Bola bisa ditepis oleh kiper Madura, Miswar Saputra, dan muntah.
Di sinilah momen mengesalkan itu. Sudi Abdallah, striker asing PSIS yang tahun ini didatangkan dari Burundi menyergap. Bola bisa banget berada di kakinya dan seharusnya jika dia menghantamnya tanpa ampun, hasilnya mungkin berbeda. Namun Sudi tidak melakukan itu dan entah kenapa seperti membelokan bola.
Baca Juga: Wajib Amankan Poin Penuh, PSIS Semarang Siap Taklukan Madura United
Dari belakang gawang rekan-rekan fotografer terhenyak. Ada yang mengumpat dan cepat-cepat memasukan kamera ke tasnya untuk pulang--seolah ingin marah tapi tidak tahu marahnya ke siapa dan bagaimana. Saya pun merasakan hal yang sama. Perkara payah di depan gawang ternyata bukan keahlian Heru saja, namun bisa juga dilakukan oleh pemain sekelas Liga 1. Saya kesalnya bukan main.
Masalahnya, momen seperti ini bukan sekali terjadi. Dua laga sebelum lawan Madura United, yakni saat lawan Persija Jakarta, Rabu 5 Maret 2025, Septian David juga membuat saya mengumpat keras.