KENDAL, AYOSEMARANG.COM – Gerakan Pemuda (GP) Ansor bukan sekadar organisasi kepemudaan, tetapi juga pelayan umat (khodimul ummah) yang harus tampil sebagai penjaga nilai dan penopang masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Tengah, M Sidqon Prabowo saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-91 dan pelantikan Pengurus PC Ansor di pendopo Bahurekso.
Acara yang digelar oleh Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kendal ini dirangkai dengan pengukuhan Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor serta pelantikan bersama 8 Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Kabupaten Kendal.
M Sidqon Prabowo, menyampaikan pentingnya memaknai kembali nilai perjuangan Ansor di era kekinian.
Dikatakan, ada tiga bentuk kemandirian yang harus diwujudkan oleh seluruh kader Ansor dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
Yang pertama adalah kemandirian tradisi, di mana seluruh gerakan Ansor harus berakar kuat pada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.
Tradisi Aswaja, menurutnya, bukan hanya bentuk ibadah semata, melainkan sistem nilai yang menjaga akidah, moral, dan kebudayaan Islam Nusantara.
Ia mengingatkan agar kader Ansor tidak meninggalkan ruh perjuangan ulama dan tetap menjaga identitas ke-NU-an dalam setiap langkah.
Yang kedua adalah kemandirian politik, yang menurut Sidqon berarti mengikuti garis politik kebangsaan dan tunduk dalam satu komando NU.
Ia menegaskan bahwa Ansor adalah bagian integral dari NU, sehingga PAC-PAC yang ada tidak boleh berjalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi dengan Majelis Wakil Cabang (MWC) NU setempat.
Menurutnya, kader Ansor tidak boleh terjebak dalam politik praktis yang pragmatis, tetapi harus menjaga prinsip dan marwah organisasi.
Yang ketiga adalah kemandirian ekonomi, yang menjadi aspek penting dalam penguatan organisasi dan pemberdayaan kader.
Sidqon menekankan bahwa Ansor bukan tempat mencari penghidupan, melainkan ruang untuk mengabdi dan berkontribusi.
Ia mencontohkan sosok KH Wahab Hasbullah sebagai pendiri NU dan Ansor, yang sudah memiliki kemandirian ekonomi sebelum mencurahkan tenaga, harta, dan pikirannya untuk organisasi.
Menurutnya, kader Ansor masa kini harus meneladani semangat itu dengan mulai berpikir tentang usaha produktif yang bisa menopang kegiatan organisasi.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kendal, Ali Nurudin, menyatakan bahwa PAC yang baru dilantik harus langsung bekerja dan tidak menunggu komando.
Ia meminta setiap PAC segera menyusun program kerja, terutama dalam aspek kemandirian organisasi.
Menurutnya, PAC harus mampu memunculkan unit usaha atau kegiatan ekonomi yang berbasis pada potensi lokal dan kebutuhan masyarakat sekitar.
Ali juga menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam menjalankan organisasi agar tidak terjebak dalam rutinitas dan seremonial belaka.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa soliditas antara Ansor dan Banser adalah fondasi utama dalam menggerakkan roda organisasi.
Menurutnya, tanpa kebersamaan dan loyalitas kepada pimpinan, tujuan besar organisasi akan sulit tercapai.
Ali juga menegaskan bahwa Ansor dan Banser harus saling menguatkan dan tidak berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan program maupun pengabdian di tengah masyarakat.
Dengan semangat tiga kemandirian tersebut, GP Ansor Kendal berharap dapat mencetak kader yang religius, nasionalis, dan berdaya secara ekonomi serta sosial.