Rob Genangi Rumah di Kampung Nelayan, Warga Terpaksa Tidur Di Atas Perahu

photo author
- Rabu, 28 Mei 2025 | 15:27 WIB
Perahu milik nelayan di kelurahan Karangsari jadi tempat mengungsi karena rumah terendam banjir rob.  (Dokumen)
Perahu milik nelayan di kelurahan Karangsari jadi tempat mengungsi karena rumah terendam banjir rob. (Dokumen)

KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Ratusan rumah di pesisir utara Kabupaten Kendal, terendam banjir rob selama hampir satu bulan terakhir. 
 
Kondisi paling parah terjadi di Kampung Nelayan, Kelurahan Karangsari, RT 01 RW 05, di mana sejumlah warga terpaksa tidur di atas perahu untuk menghindari genangan air yang terus naik setiap malam.

Rob mulai terjadi sejak akhir April 2025 dan hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Air laut mulai naik sekitar pukul satu siang dan bertahan hingga menjelang subuh. 
 
Ketinggian air bervariasi, antara 30 sentimeter hingga satu meter, menyesuaikan posisi dan elevasi rumah warga.

Riska, salah satu warga Kampung Nelayan, mengatakan rumahnya sudah ditinggikan, namun air tetap masuk setiap malam. 
 
“Kalau malam hari air tetap masuk meski hanya lima sentimeter. Tapi yang rumahnya belum ditinggikan bisa sampai selutut atau sepaha orang dewasa,” ujarnya.

Dikatakan Riska, rob kali ini tergolong paling besar dalam beberapa tahun terakhir. 
 
Biasanya, rumah-rumah yang sudah ditinggikan relatif aman dari genangan, namun saat ini hampir seluruh rumah kebanjiran, sekalipun hanya di bagian teras.
 
Baca Juga: Gebrakan 100 Hari Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, Sekolah Swasta Antusias Sambut Program Sekolah Gratis

Tidak ada warga yang mengungsi secara resmi. Namun beberapa keluarga memilih bermalam di atas perahu agar bisa beristirahat tanpa terganggu air yang menggenang di lantai rumah mereka.

Hal serupa disampaikan Marsuti, warga Kampung Nelayan lainnya. Ia menyebut, puncak rob terjadi beberapa hari lalu dan benar-benar melumpuhkan aktivitas warga.
 
 “Kemarin karena rob tinggi, warga tidak bisa masak. Pemerintah mendirikan dapur umum dari BASNAS, BPBD, dan PMI. Sekali masak dibagikan lebih dari 200 bungkus makanan untuk satu RT,” ujarnya.

Namun, dapur umum itu hanya bertahan selama tiga hari. Pemerintah menilai kondisi sudah mulai membaik karena sebagian warga bisa kembali memasak secara mandiri. 
 
Meski begitu, banjir rob masih mengganggu aktivitas harian. Banyak jalan lingkungan terendam dan menyulitkan akses ke fasilitas umum.

Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah antisipatif jangka panjang. Usulan peninggian tanggul laut dan pembangunan sistem drainase terpadu kembali disuarakan, agar bencana rob tidak terus terulang setiap tahun.

“Kami ini tinggal di pesisir. Kalau tidak ada perhatian serius dari pemerintah, banjir rob akan jadi langganan yang makin parah,” tutur Marsuti.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X