Pidato Kenegaraan Presiden Memacu Motivasi Pemerintahan Jawa Tengah

photo author
- Jumat, 15 Agustus 2025 | 17:07 WIB
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan wakilnya Taj Yasin saat mengikuti sidang paripurna DPRD Jateng yang juga mendengar pidato Presiden Prabowo. (Humas Jateng)
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dan wakilnya Taj Yasin saat mengikuti sidang paripurna DPRD Jateng yang juga mendengar pidato Presiden Prabowo. (Humas Jateng)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COMPidato kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto yang disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR RI pada Jumat, 15 Agustus 2025, memacu motivasi bagi pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dalam percepatan pembangunan.

"Dalam rangka peringatan 80 tahun Indonesia Merdeka, tadi sudah disampaikan pidato oleh Ketua MPR, DPR, dan Presiden. Otomatis memberikan semangat kepada daerah-daerah untuk lebih bisa membangun daerahnya," kata Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto usai mengikuti Sidang Tahunan MPR RI secara daring di Gedung Berlian Semarang pada Jumat, 15 Agustus 2025.

Dikatakan Sumanto, salah satu yang menjadi atensi dalam pidato Presiden adalah membuat angka kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem menjadi nol persen. Ini merupakan tantangan yang harus diperjuangkan bersama-sama.

"Tadi sudah bisik-bisik dengan Gubernur, ini akan kita perjuangkan walaupun tantangannya berat. Tapi ini harus kita laksanakan, karena mereka (masyarakat miskin) adalah warga negara Indonesia yang memiliki kedudukan sama, mungkin nenek atau kakeknya dulu juga berjuang untuk kemerdekaan Indonesia," katanya.

Baca Juga: Pedagang Pasar Tiban Menoreh Kompak Hias Stand Sambut HUT RI ke-80

Maka dari itu, diperlukan pendekatan secara komprehensif supaya warga yang masuk kategori. Miskin bisa terentaskan.

"Ini yang menjadi tantangan seluruh pihak, mulai Gubernur, DPRD, Aparatur Sipil Negara, masyarakat, dan pengusaha untuk mengeroyok bersama. Ini harus betul-betul kita lakukan, kita betul-betul perjuangkan, supaya kehidupan lebih layak lagi," jelas Sumanto.

Setali tiga uang, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan, kerja-kerja kolaboratif harus digelorakan di Jawa Tengah untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah ini.

"Ini adalah tugas dan tantangan kita bersama. Kita punya motto bahwa kerja kita bukan superman, bukan one man show, tetapi super team — bersama-sama," kata Luthfi.

Menurut dia, indikator kemiskinan yang ada harus dikeroyok oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), instansi terkait, termasuk pengusaha. Indikator yang harus dikerjakan bersama itu antara lain pendidikan, bantuan sosial, penyerapan tenaga kerja, kesehatan, dan lainnya. Program-program yang digulirkan itu harus tepat sasaran.

Baca Juga: Libur Panjang HUT ke-80 RI, KAI Daop 4 Semarang Siapkan 123 Ribu Kursi untuk Penumpang

"Artinya program-program yang tepat sasaran, langsung bersentuhan dengan masyarakat, dan langsung berdaya guna saat itu. Setiap triwulan kita evaluasi, apakah dari miskin P1 bisa meningkatkan P2, kalau bisa menjadi P3 atau potensi miskin. Kalau perlu tidak ada (kemiskinan)," tegas Mantan Kapolda Jateng ini.

Sejauh ini, upaya-upaya pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan membuahkan hasil. Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen, atau mengalami penurunan 0,10 persen poin dibanding September 2024 yang mencapai 9,58 persen.

Graduasi miskin ekstrem juga sudah dilakukan, salah satu contohnya di Kabupaten Brebes. Masyarakat miskin yang diwisuda tersebut dinyatakan sudah naik kelas dan sudah tidak bergantung dengan bantuan sosial.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X