Momen Sumpah Pemuda, PNM Bangkitkan Harapan Difabel Lewat Pendidikan

photo author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 10:47 WIB
Momen Sumpah Pemuda, PNM Bangkitkan Harapan Difabel Lewat Pendidikan
Momen Sumpah Pemuda, PNM Bangkitkan Harapan Difabel Lewat Pendidikan

AYOSEMARANG.COM -- Gangguan cerebral palsy masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan pada perkembangan otak sejak dini yang memengaruhi kemampuan motorik, koordinasi, dan komunikasi penderitanya.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, di Jakarta terdapat lebih dari 4.000 anak dengan cerebral palsy yang membutuhkan dukungan pendidikan inklusif serta akses pembelajaran adaptif agar dapat berkembang secara optimal.

Menjawab kebutuhan tersebut, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berkolaborasi dengan INDISI (Indonesia Disabilitas Inklusif Society Initiative) melalui program PNM Peduli.

Dalam momentum Hari Sumpah Pemuda, mereka meluncurkan beasiswa belajar Bahasa Inggris selama satu tahun penuh bagi 100 siswa dan guru penyandang cerebral palsy dari SLB-D1 Yayasan Peduli Anak Cacat (YPAC) Jakarta dan SLBN 01 Jakarta.

Program ini mengusung sistem blended learning, yaitu kombinasi pembelajaran daring melalui aplikasi BAHASO dan tatap muka di kelas setiap hari.

PNM berharap program ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi global para peserta serta menumbuhkan rasa percaya diri untuk berinteraksi di berbagai kesempatan.

Kepala Sekolah SLB-D1 YPAC Jakarta, Ai Ucu Rosida, menyampaikan, “Kami sangat bersyukur atas kerjasama PNM yang telah memberikan ruang belajar dan kesempatan berharga bagi anak-anak kami. Program ini menjadi bukti bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas dan bermakna agar memiliki harapan yang setara.”.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PNM, Arief Mulyadi, mengungkapkan, “Kami percaya, setiap manusia punya potensi besar yang hanya perlu diberi kesempatan setara untuk tumbuh. Pemuda dengan cerebral palsy adalah bagian dari masa depan bangsa yang tak boleh dipandang sebelah mata, terlebih di momen Sumpah Pemuda ini.”

“Kami belajar banyak dari mereka tentang keteguhan, semangat, dan tak pernah menyerah untuk terus menjadi inspirasi bagi jutaan pemuda lainnya di Indonesia,” lanjut Arief.

Bagi PNM, pemberdayaan disabilitas bukan sekadar kegiatan sosial, melainkan bagian dari komitmen nyata untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan berdaya. PNM ingin memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk berkembang sesuai potensinya.

Kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya PNM dalam memperluas makna pemberdayaan yang selama ini identik dengan sektor ekonomi, menjadi sektor pendidikan bagi difabel yang telah diterapkan di Semarang, Tegal, Yogyakarta, Makassar, Purwokerto, Denpasar, Pontianak, Bandung, Balikpapan, Bekasi, Surabaya, Jambi, dan Jember.



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gita Esa Hafitri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X