Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM, Indonesia Diakui Dunia lewat Orange Bond

photo author
- Sabtu, 4 Oktober 2025 | 15:07 WIB
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM, Indonesia Diakui Dunia lewat Orange Bond
Inovasi Keuangan Berkelanjutan PNM, Indonesia Diakui Dunia lewat Orange Bond

AYOSEMARANG.COM -- PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali menorehkan sejarah baru di sektor keuangan inklusif. Pada Juni 2025, perusahaan pembiayaan non-bank ini sukses menerbitkan Orange Bond senilai Rp16 triliun, sekaligus menjadi penerbit Orange Sukuk pertama di dunia.

Langkah ini menempatkan Indonesia sejajar dengan negara maju dalam inovasi keuangan berkelanjutan. PNM kini tercatat sebagai penerbit kedua di Asia dan kelima di dunia yang menerbitkan obligasi tematik berfokus pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Penerbitan tersebut diserap pasar dalam waktu delapan hari melalui proses book building, dengan tingkat kupon kompetitif: 6,25% (tenor 1 tahun), 6,65% (3 tahun), dan 6,85% (5 tahun).

Menariknya, mayoritas investor justru memilih tenor jangka panjang, bukti nyata bahwa pasar percaya pada komitmen sosial dan bisnis berkelanjutan PNM, bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menggambarkan pencapaian ini sebagai momen bersejarah yang menyatukan dua dunia berbeda.

“Saya menyebut ini sebagai pertemuan antara Wall Street dan Backstreet, di mana dana global kini bisa langsung menyentuh perempuan miskin di pelosok desa,” ujarnya.

Kepercayaan investor global terhadap PNM dibangun melalui rekam jejak panjang keberhasilan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), yang telah berjalan sejak 2015.

Program ini merupakan pembiayaan berbasis kelompok dengan sistem tanggung renteng, dirancang untuk mendorong kemandirian ekonomi perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia.

Hingga Agustus 2025, Mekaar telah menjangkau 13,3 juta perempuan di lebih dari 6.100 kecamatan. Dari yang awalnya menjalankan usaha kecil berskala subsisten, kini sekitar 1,8 juta nasabah berhasil naik kelas ke lembaga pembiayaan seperti Pegadaian dan BRI.

Pertumbuhan kinerja PNM juga mencolok — pembiayaan meningkat dari Rp4,2 triliun pada 2017 menjadi Rp68,2 triliun pada 2024. Bahkan, hingga Agustus 2025, penyaluran pembiayaan telah mencapai Rp43,3 triliun.

Kesuksesan PNM tidak hanya terlihat dari sisi pembiayaan, tetapi juga dalam inovasi digital dan dampak sosialnya. Hingga Agustus 2025, pendapatan PNM Mekaar mencapai Rp10,01 triliun, dengan laba bersih Rp1,02 triliun.

PNM juga terus memperkuat digitalisasi melalui aplikasi SenyuM Mobile, yang memudahkan nasabah mengakses layanan keuangan dan pelatihan usaha.

Selain itu, PNM mengembangkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di Subang untuk meningkatkan kapasitas petani perempuan dan memperkuat ekosistem ekonomi lokal.

Di tingkat global, model pemberdayaan Mekaar mendapat pengakuan internasional. PNM telah memaparkan kisah sukses Mekaar di forum PBB CSW ke-68 di New York, sekaligus menerima kunjungan pejabat Bangladesh yang ingin mempelajari sistem pembiayaan berbasis komunitas ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Gita Esa Hafitri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X