BATANG, AYOSEMARANG.COM - Berdasarkan data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Batang ada 20 orang yang terpapar paham radikalisme dan terorisme telah ditangkap.
Dari 20 orang tersebut, 4 orang ditembak mati di tempat, sedangkan 16 orang sedang menjalani hukuman sebagai narapidana terorisme.
Dari 15 kecamatan di Batang, tercatat ada 6 kecamatan yang dijadikan wilayah kantong penyebaran radikalisme dan terorisme.
Direktur Deradikalisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT) RI, Brigjen Pol R Achmad Nurwakhid menyatakan wilayah Batang menjadi perhatian khusus.
Namun, tidak hanya Batang saja yang menjadi perhatian khususnya, semua daerah di Indonesian menjadi perhatian khusus BNPT RI.
"Semuanya menjadi perhatian khusus, tidak hanya di Batang, dimana-mana, mereka itu menginfiltrasi ke seluruh elemen masyarakat ke seluruh daerah," kata Achmad Nurwakhid setelah menjadi narasumber di Sarasehan Kebangsaan Bersma Fokopimda di Pendopo Kantor Bupati Batang, Sabtu 25 Februari 2023.
Ia juga menyebutkan bahwa indek risiko terorisme 2021, 2022, hingga Februari 2023 mengalami penurunan yakni di angka 51,54.
Indek angka itu melampaui target yang ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Sedangkan indek potensi radikalisme sekarang. Alhamdulillah angkanya turun di angka 10 persen yang sebelumnya di angka 12,2 persen, yang sebelumnya lagi di angka 38,4 persen dan sebelumnya lagi di angka pernah mengalami 55,2 persen," ungkapnya.
Ia menyatakan penanggulangan terorimse bisa dilakukan oleh segenap elemen masyarakat bangsa dan negara.
"BNPT sebagai lembaga non kementerian yang merumuskan kebijakan, mengimplementasikan dan mengkoordinasikan tidak bisa bekerja sendiri. Maka kita libatkan semua elemen bangsa dan negera yang dalam bentuk strategi pentahelix, sepereti kementerian, lembaga, pemda, masyarakat dan akademisi," katanya.
Tidak hanya itu, kata Achmad Nurwakhid, media massa, baik cetak maupun media online juga memiliki peran sangat vital sekali.