Depo ini melayani sekitar 230 mobil tangki yang menyuplai bahan bakar ke SPBU/I/A dan industri di wilayah Jabodetabek yaitu DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Pasokan bahan bakar dari Tanjung Priok diantar melalui pipa berdiameter 16" dengan jarak 5 km dan rata-rata kecepatan aliran mencapai 800 KL/jam.
Sedangkan pasokan dari Kilang Unit Pengolahan VI Balongan diantar melalui pipa berdiameter 16" dengan jarak sepanjang 221 km dan rata-rata kecepatan aliran mencapai 500 KL/jam.
Dugaan awal menyatakan bahwa penyebab Depo Pertamina Plumpang meledak dan terbakar karena terjadi kebocoran pipa.
Baca Juga: Turun Semua! Harga BBM di Seluruh SPBU Indonesia Milik Pertamina, Shell, BP AKR, dan VIVO
Namun keterangan lebih lanjut dan pasti masih diselidiki oleh pihak yang berwajib beserta korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Diketahui, sejarah Depo Pertamina Plumpang meledak bukan hal yang pertama kalinya. Pasalnya Depo Pertamina Plumpang juga pernah terbakar pada tahun 2009.
Kebakaran terjadi pada pukul 21.20 WIB dan api baru dapat dipadamkan pada Senin pagi sekitar pukul 06.15 WIB dan menimbulkan kerugian sekitar Rp17 miliar dan menewaskan satu orang petugas keamanan. ***(Sarwendah)
