AYOSEMARANG.COM – Baru-baru ini mencuat kabar tidak sedap dari dua bule Australia yang mengaku cemas ketika mendapati perangkat AirTag di ranselnya saat tiba berlibur di Denpasar, Bali.
Dua bule Australia atau Warga Negara Asing (WNA) itu merasa keberadaannya tidak aman atas kemungkinan teror yang terjadi, sehingga cepat-cepat berkemas pulang kampung karena AirTag tersebut.
Kedua bule Australia itu bernama Emily Sinclair dan Jane yang merasa mendapat teror karena AirTag yang bukan berasal dari negaranya itu sehingga memilih segera pulang kampung dari Bali.
Baca Juga: Kenyang dalam Bahasa Bali Artinya Apa? Jangan Ucapkan Kenyang di Bali, Bisa Bikin Salah Paham!
Takut ketika menemukannya
Dua bule Australia tersebut menduga bahwa AirTag buatan Apple itu berfungsi sebagai alat pelacak.
Perangkat itu dimasukkan ke dalam tas mereka saat tiba di Terminal Kedatangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali.
Emily Sinclair dan Jane pun cepat-cepat kembali ke negara asal mereka setelah menemukan AirTag tersebut di tas mereka.
Mereka baru menyadari bahwa ada AirTag di tas mereka ketika sedang berada di Pantai Amed, Karangasem, Bali.
Baca Juga: Identitas Ojol Bakar Diri di Hutan Kampus Undip Semarang, Ternyata Asal Bali
Menyebut ditaruh seseorang di bandara
Menurut keterangan mereka, AirTag tersebut dimasukkan ke dalam tas mereka saat tiba di bandara tujuan Denpasar, Bali.
Dugaan ini muncul karena baterai AirTag tersebut bertuliskan Made in Indonesia.
Sinclair menduga bahwa praktik ini dilakukan untuk melakukan teror atau mengikuti keberadaan mereka.