Akselerasi Target Prevalensi Stunting, Perlu Upaya Deteksi Dini

photo author
- Selasa, 1 Agustus 2023 | 16:46 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.  (dok)
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (dok)


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Sebagai upaya mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional, perlu didorong upaya promotif dan preventif dengan melibatkan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah

"Berbagai upaya preventif melalui deteksi dini sangat penting dalam mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting yang telah ditetapkan pemerintah," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa 1 Agustus 2023.

Dengan gencarnya upaya preventif, tambah Lestari, upaya pencegahan stunting bisa mulai dilakukan sejak 100 hari pertama kelahiran, yang merupakan masa krusial untuk mengatasi stunting.

Pada awal tahun ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara khusus berfokus pada
program deteksi dini stunting yang dilakukan melalui pengukuran di Posyandu.

Baca Juga: 5 Mie Ayam Enak di Jogja, Terkenal Paling Laris, Ramai, dan Murah, Sudah Pernah Coba yang Mana?

Guna mencegah bayi mengalami stunting setelah lahir, diperlukan pengukuran rutin menggunakan antropometri. Diagnosis stunting dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan antropometri dan alat penunjang lainnya.

Kementerian Kesehatan mencatat kebutuhan antropometri kit di Indonesia mencapai 313.737 unit guna memenuhi kebutuhan di 303.416 Posyandu di tanah air. Pada 2023 ini pemerintah menargetkan alat tersebut sudah masuk dan memenuhi kebutuhan di 127.033 Posyandu.

Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, dengan kondisi peralatan yang masih terbatas sangat diharapkan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan para tenaga kesehatan serta para relawan penggerak Posyandu terkait stunting.

Diakui Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, upaya pencapaian angka prevalensi stunting 14% pada 2024 cukup berat bila langkah tersebut tidak mendapat dukungan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat.

Sebagai misal, tambah Rerie, bantuan dari pihak swasta dalam bentuk ketersediaan sumber protein untuk keluarga prasejahtera, sangat berarti dalam upaya preventif untuk penanggulangan stunting.

Baca Juga: Sengaja Tak Turun di Tujuan Sesuai Tiket, Penumpang KA Bakal Kena Sanksi

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu meyakini bila upaya penanggulangan stunting dipahami masyarakat luas dan menjadi satu gerakan nasional, upaya untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional 14% pada 2024 bisa tercapai.

Sehingga, tegas Rerie, upaya menuju pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, berkarakter kuat dan berdaya saing yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman dapat terwujud.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X