umum

3 Tradisi Unik Maulid Nabi di Jawa yang Bertahan hingga Kini, Salah Satunya Endog-endogan

Senin, 25 September 2023 | 18:05 WIB
Tradisi endog-endogan. Inilah 3 tradisi unik Maulid Nabi di Jawa yang masih bertahan hingga kini (Tangkap layar Youtube Jejak 04)

Baca Juga: Top 3 Kecamatan Penghasil Padi Terbanyak di Cirebon, Juaranya Bukan Palimanan Apalagi Plered Ternyata..

Di kota yang dijuluki The Sunrise of Java ini, perayaan Maulid Nabi dirayakan dengan cara yang unik melalui tradisi endog-endogan.

Ritual dari tradisi unik endog-endogan di Banyuwangi ini dilakukan dengan cara menghias sebanyak 50 telur (endog) dengan bunga kertas dan ditempatkan di wadah kecil wadah berisi telur hias tersebut ditancapkan pada pohon pisang yang sudah dihias pula.

Hiasan telur dan pohon pisang lalu diarak keliling kampung menggunakan becak sembari membaca syair pujian pada Nabi Muhammad SAW.

Tradisi endog-endogan di Banyuwangi ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai ungkapan rasa syukur dengan menyisihkan sebagian rezeki untuk berbagi dengan orang di sekitar.

Selain sebagai ekspresi nilai religius dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW, tradisi endog-endogan ini juga bertujuan untuk memperkuat keeratan sosial dan keguyuban di tengah masyarakat.

Beberapa daerah di Banyuwangi yang masih melakukan tradisi endog-endogan, antara lain Seperti Dusun Glondong, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Desa Sraten, Kecamatan Cluring dan di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, dan lain-lain.

2. Tradisi Grebeg Maulud dan Gunungan

Tradisi Grebeg Maulud masih dilestarikan di wilayah Yogyakarta dan Solo.

Grebeg Maulud biasanya dilaksanakan pada tanggal 12 Rabi'ul Awal dengan acara Gunungan.

Sebelumnya pada tanggal 5-11 Rabi'ul Awal, Perayaan Maulid Nabi di kota Yogyakarta dan Solo ini diawali dengan upacara Sekaten kemudian ditutup dengan tradisi Grebeg Maulud.

Selain Sekaten, peringatan Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Solo yaitu mengadakan tradisi Gunungan.

Tradisi Gunungan merupakan perayaan Maulid Nabi dengan balutan budaya Jawa sebagai perwujudan rasa syukur dan permohonan agar selalu diberikan kesehatan dan kesejahteraan hidup.

Gunungan biasanya dilakukan dengan ritual Arak-arakan dari makanan yang disusun membentuk gunung atau Piramida yang besar.

Seperti contohnya di Solo. Tradisi Gunungan dilakukan dengan Arak-arakan sesaji dan gunungan yang tersusun dari terbuat dari beras ketan, buah-buahan, makanan, dan sayur sayuran.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB