AYOSEMARANG.COM -- Pada awal masuknya Islam ke bumi Nusantara ini tentunya bukan satu hal yang mudah dan sederhana.
Demikian pula saat para pendakwah memasuki Pulau Jawa yang kala itu telah berdiri beberapa pemerintahan Monarki berupa Kerajaan.
Tentunya hal ini menjadi faktor utama yakni agama dan kepercayaan yang dianut Raja dan masyarakat Jawa sebelumnya.
Selain tantangan faktor agama dan kepercayaan yang dianut sebelumnya juga faktor budaya lokal yang telah ada.
Baca Juga: Jangan Menyesal, 5 Motor Honda yang Sebaiknya Tidak Usah Dibeli, Paling Laris tetapi Ngerepotin?
Budaya yang terkadang dalam pelaksanaan sedikit agak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Bisa dibayangkan betapa beratnya perjuangan para pendakwah kala itu untuk mengenalkan Islam.
Mengenalkan satu agama baru kepada masyarakat yang telah memiliki keyakinan agama dan budaya yang kuat sebelumnya.
Namun bagaimanapun juga Allah Ta'ala tetap akan memberikan jalan kepada hamba yang berjuang di jalan-Nya.
Baca Juga: Burung Perkutut Katuranggan Punden, Tuahnya Dahsyat, tapi Carinya di Tempat-Tempat Mengerikan Ini!
Dan salah satu jalan dakwah yang efektif kala itu adalah menyampaikan pesan agama melalui budaya lokal.
Salah satunya adalah memasukkan budaya masyarakat lokal pada momen peringatan hari besar Islam.
Sebagai contoh hari besar islam yang telah dipadukan dengan budaya masyarakat lokal yakni Isra Mi'raj.
Berikut ini peringatan Isra Mi'raj di beberapa daerah yang peringatannya dipadukan dengan budaya lokal:
