AYOSEMARANG.COM -- Dalam beberapa saat lagi tepatnya pada tanggal 22 Oktober kita akan memperingati hari santri nasional.
Terbersit dalam rasa ini untuk mengintip kehidupan manusia-manusia yang berada dalam bimbingan agama di satu pondok sederhana.
Namun apapun dan bagaimanapun kehidupan mereka tetap akan membuat kita merasa iri hati, karena mereka yang dipilih oleh Allah ta'ala untuk mendalami ilmu agamanya.
Sebagian dari kita menyebut pondok pesantren sebagai penjara suci, harus diakui bahwa di sana mereka semua serba diatur dan hidup apa adanya.
Tak nampak kemewahan secuilpun di sana yang ada hanya menjalani hidup serba pas-pasan tak pernah berlebih, mungkin karena inilah para santri terbentuk menjadi manusia yang tangguh dalam hidup nantinya.
Hidup di pondok pesantren itu tidak seperti yang kita bayangkan, karena di sana mereka dicetak menjadi orang yang berdisiplin.
Mereka harus pandai mengatur waktu dan siap untuk hidup dalam kesederhanaan baik dalam jiwa maupun perilakunya.
Baca Juga: Uzlah, Cara Santri untuk Memperdalam Ilmu Agama di Pondok Pesantren Metal Tobat Cilacap
Dan harus bersabar dalam belajar menuntut ilmu dan sabar dalam hidup kesehariannya, tak ada waktu luang untuk mengeluh.
Santri memang hanya manusia biasa sama seperti pada umumnya manusia yang memiliki hati dan perasaan.
Yang seringkali juga dilanda kesedihan dan kerinduan yang tiada tara, yang nyata terlihat adalah mereka jauh dari orang-orang yang mereka sayangi dan kasihi.
Sehingga menahan kerinduan pada orang tua, saudara, keluarga dan lainnya, itu sudah menjadi makanan sehari-hari.