AYOSEMARANG.COM -- Gubuk berukuran 4 x 3 meter bertebaran di kompleks Pondok Pesantren Metal Tobat Sunan Kalijaga, Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Gubuk panggung tersebut berdiri berderet-deret di pinggir jalan sempit di antara pepohonan dan juga bertebaran di tepi sungai kecil dan kolam ikan.
Bahkan ada yang masih berlantai tanah dan ada pula yang menumpang di halaman milik warga di lingkungan pondok, gubuk tersebut biasa disebut dengan uzlah.
Uzlah dalam khazanah pesantren merupakan istilah bagi santri yang menyepi atau mengasingkan diri dalam rangka mendalami ilmu.
Tentunya, hal ini dilakukan harus atas izin pengasuh utama pesantren.
Pengasuh utama atau kyai yang memiliki hak menilai seorang santri sudah layak atau mencapai tahapan tertentu sehingga dapat mendalami ilmu keagamaan tertentu.
Pondok pesantren yang diasuh oleh KH. Soleh Aly Mahbub ini tergolong unik karena di sini menerima santri dari orang-orang yang pernah melakukan perbuatan maksiat dan melanggar aturan agama.
Pondok pesantren ini memang berbeda dengan pesantren lainnya yang tinggal di asrama, sedangkan di ponpes ini santri akan tinggal di gubuk uzlah.
Gubuk tersebut yang akan dipergunakan oleh santri yang sudah mencapai tahap tertentu sebagai tempat ber-khalwat atau mengasingkan diri.
Dalam agama Islam mengenal menyepi berkaitan dengan ritual sufisme. Namun menurut keterangan KH Sholeh, menyebut uzlah berbeda dengan pengasingan sufisme atau tasawuf.
Uzlah yakni berkhalwat agar konsentrasi mendalami ilmu tertentu, salah satunya tahap akhir para penghafal Alquran, penghafal Kitab Fikih Klasik.