"Ini upaya menjaga calon jemaah haji man. Karena sering terjadi ada kasus pneumonia dan meningitis. Ketika berangkat terlindungi maka pulang mudah-mudahan aman," katanya.
Sampai saat ini para calon jemaah di daerah masih dipantau oleh petugas kesehatan daerah. Mereka diharapkan dengan sukarela mengikuti bimbingan kesehatan dengan Kemenkes.
"Para jemaah haji ketika mengikuti Armuzna maka dalam puncak kebugaran. Maka kami mohon bapak ibu petugas bisa menjadi petugas promosi kesehatan terutama aktivitas pra-Armuzna biar jemaah tidak lelah," ujarnya.
Baca Juga: PPIH Berkomitmen untuk Berikan Layanan Terbaik bagi Jemaah Haji
Adapun, sebanyak 200.362 jemaah yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan pelunasan tahap 1. Sebanyak 76 persen di antaranya memiliki risiko tinggi, Bali paling tinggi kesehatannya, sedangkan DKI Jakarta paling rendah.
Dari data Kemenkes calon jemaah haji paling banyak membawa penyakit dispirdemia 73.517 orang.