BATANG, AYOSEMARANG.COM - Stasiun Batang, yang beberapa tahun lalu dioperasikan kembali, kini menjadi primadona moda transportasi bagi para pemudik Lebaran.
Terletak di antara Semarang dan Batang, stasiun ini menawarkan kenyamanan dan efisiensi bagi penumpang yang melakukan perjalanan dari kedua arah.
Menurut Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Batang, Agus Wahyudi, jumlah penumpang diperkirakan akan meningkat pada H-3 hingga H-1 sebesar 70 persen.
"Saat ini, stasiun ini telah melayani 30 penumpang dalam satu hari, dan pada puncak arus mudik, jumlah penumpang bisa mencapai 50 orang," katanya.
Baca Juga: RSUD Batang dan GOW: Berbuka Puasa Tanpa Repot, Berkat Takjil Gratis
Stasiun Batang memiliki sejarah panjang, berasal dari era Pemerintahan Kolonial Belanda. Namun, setelah direvitalisasi oleh Pemerintah Kabupaten Batang, stasiun ini semakin menunjukkan nilai kemanfaatannya bagi masyarakat setempat.
Dengan membayar hanya Rp75 ribu, penumpang dapat duduk nyaman hingga tujuan. Terutama bagi warga Batang yang bekerja atau kuliah di Semarang, akses melalui stasiun Batang menjadi pilihan yang mudah dan cepat.
Salah satu pemudik, Ambar, memilih menggunakan kereta api untuk pulang ke keluarganya di Proyonanggan. Alasannya adalah faktor kecepatan dan biaya yang lebih terjangkau.
“Saya pulang ke Batang untuk ziarah ke makam orang tua di Proyonanggan. Memilih kereta karena biayanya lebih murah, terutama setelah stasiun di sini dioperasikan kembali,” ujarnya.
Baca Juga: Mengangkat Tenaga Pendidik: Batang Siapkan Formasi Guru, Staf Administrasi dan Penjaga Sekolah
Dengan fasilitas yang memadai dan harga yang terjangkau, Stasiun Batang menjadi pilihan favorit bagi para pemudik yang ingin melakukan perjalanan dengan nyaman dan efisien.