KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Banyak sastrawan asal Kendal yang besar dan tumbuh tidak di Kendal. Sebut saja Ahmadun YeHa, Prie GS, Gunoto Saparie dan banyak lainnya. Padahal di Kendal banyak ruang yang ramah dan nyaman digunakam untuk berkarya para sastrawan.
“Temu sastrawan ini sebagai upaya bersama agar para sastrawan Kendal memiliki ruang berbagi yang ramah dan nyaman, sehingga kelak, banyak Sastrawan Kendal yang tumbuh dan besar di Kendal, ” kata Sekjen Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK) M Lukluk Atsmara Anjaina dalam temu sastrawan Kendal di Pantai Indah Kemangi akhir pekan lalu.
Lukluk menyebut kegiatan ini sebagai ruang dialog untuk membicarakan masa depan Sastra di Kendal. Sementara itu Sawali Tuhusetya, Sastrawan dan Penulis yang tinggal di Kendal menyambut baik diselenggarakannya temu sastrawan Kendal ini, karena dapat menjadi atmosfer kreativitas dalam bersastra di Kendal.
“Para penggiat komunitas dengan ideologi dan visinya masing-masing perlu terus mengobarkan semangat dan passion berkarya, dengan tak henti-hentinya menggelar event-event sastra untuk menciptakan atmosfer kreativitas bagi para sastrawan muda agar proses regenerasi tidak kepaten obor,” ungkapnya.
Bahkan Sawali mengatakan jika memungkinkan dari Komunitas Sastra bergerak dan melaju ke dalam ranah Sastra Komunitas sehingga akan bermunculan karya-karya masterpiece dan eksotis yang memiliki kekhasan dan tampil beda.
Baca Juga: MENGENAL Mohammad Yamin, Pahlawan Nasional Sekaligus Sastrawan Indonesia
Tentunya komunitas sastra saja tidak cukup, karena yang jauh lebih penting dan substansial yang akan sangat besar pengaruhnya dalam mendinamiskan sastra adalah para sastrawan muda itu sendiri.
Sedangkan Prof Dr Mudjahirin Thohir mempertanyakan sejauh apa peran akademisi dan pejabat dalam Sastra Kendal. “Sejumlah kawan sudah mulai merintis kegiatan berkesenian dalam banyak bidang, seperti misalnya PSK, Komunitas Teater Kendal, Komunitas Lerengmedini dll. Pertanyaannya, kita yang dikategorikan sebagai akademisi, pejabat, dan tokoh masyarakat – sudah berbuat apa untuk Kendal dan masyarakatnya?” tanyanya.
Temu Sastrawan Kendal tersebut mempertemukan akademisi, praktisi, pegiat, dan pelaku sastra di Kabupaten Kendal lintas generasi. Selain Prof Dr Mudjahirin Thohir, Guru Besar Prodi Sastra Indonesia Undip hadir juga Dr M Abdullah, dosen Sastra Indonesia Undip, Dr Setia Naka AndrianSekretaris Prodi PBSI Upgris, Zulfa Fahmy, dosen Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Walisongo Semarang.
Ada juga Paox Iben Mudhaffar ,Pengasuh Pesantren Budaya nDalem Wongsorogo, Slamet Priyatin jurnalis dan penyair, Heri Condro Santosa , pegiat Komunitas Lerengmedini, Bahrul Ulum A Malik,presiden PSK dan Muslichin, Ketua Lesbumi NU Kendal.