AYOSEMARANG.COM -- Pakar Telematika Roy Suryo angkat bicara soal momen Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang memperlihatkan ijazah pendidikannya kepada sejumlah wartawan namun melarang pengambilan foto.
Dalam kejadian tersebut, wartawan dilarang membawa handphone dan kamera masuk ke dalam rumah Jokowi di Gang Kutai Utara Nomor 1, Sumber, Banjarsari, Kota Solo, Rabu 16 April 2025. Semua perangkat harus dikumpulkan sebelum memasuki area kediaman.
"Aneh dan mencurigakan, setidaknya dua kata ini sangat layak untuk diucapkan dari masyarakat yang masih waras ketika melihat prosedur 'pembatasan akses awak media' sebagaimana yang terjadi kemarin sore," kata Roy Suryo melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat 18 April 2025.
Baca Juga: Mahfud MD Tegaskan Kasus Ijazah Jokowi Harus Diproses Pidana, Bukan Perdata!
Roy menilai hal tersebut menyedihkan, apalagi di era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi saat ini. Ia menekankan bahwa media seharusnya bisa menyajikan pemberitaan yang aktual, faktual, dan objektif dengan dokumentasi visual sebagai pendukung.
"Moso wartawan kembali disuruh hanya melihat sekilas saja, menghafal dan menceritakan apa yang sangat terbatas diketahui hanya melalui panca indranya," lanjutnya.
Roy juga menyayangkan wartawan yang tidak melakukan protes saat akses pengambilan dokumentasi ijazah Jokowi dibatasi.
"Karena hal tersebut selain tidak manusiawi juga membuat kualitas berita yang dihasilkan sangat jauh dari prinsip jurnalisme modern," sambungnya.
Baca Juga: Terbongkar, Alasan Jokowi Tidak Lagi Pakai Kacamata Seperti Foto Ijazah UGM
Sebelumnya, Jokowi memperlihatkan dokumen-dokumen pendidikan termasuk ijazah Sekolah Dasar, SMP, SMA, hingga Sarjana dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Langkah ini disebut-sebut untuk menjawab keraguan publik terkait duagaan ijazah palsu.
"Ini saya tunjukkan ijazah saya, mulai dari SD sampai S1. Tapi jangan difoto ya,” kata Jokowi, dikutip dari surakarta.suara.com.