umum

Mengapa Ketika Terdampar di Pulau Tidak Boleh Minum Air Laut? Begini Alasannya

Selasa, 13 Mei 2025 | 13:24 WIB
Jangan minum air laut (Meta)

AYOSEMARANG.COM -- Terdampar di pulau terpencil adalah salah satu skenario ekstrem yang sering dijadikan latar dalam film petualangan atau kisah bertahan hidup. Dalam kondisi seperti ini, hal pertama yang pasti dirasakan adalah rasa haus yang tak tertahankan. Tubuh manusia bisa bertahan lebih lama tanpa makanan daripada tanpa air. Maka tak heran, saat persediaan air tidak ada dan di sekeliling hanya ada lautan luas, muncul godaan untuk meminum air laut sebagai jalan keluar.

Banyak orang mungkin berpikir bahwa karena air laut tetap berupa air, maka seteguk atau dua teguk tidak akan membahayakan. Padahal, keputusan itu justru bisa memperburuk situasi. Dalam ilmu survival atau bertahan hidup, salah satu hal terpenting yang harus diingat adalah larangan keras untuk tidak meminum air laut, betapapun hausnya kita. Ini bukan sekadar mitos atau aturan sembarangan, melainkan berdasarkan alasan ilmiah dan medis yang sudah terbukti berbahaya bagi tubuh manusia.

Jadi, mengapa sebenarnya air laut tidak boleh diminum ketika seseorang terdampar? Apa saja risiko yang mengintai dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan? Artikel ini akan mengulas secara lengkap alasan-alasan mengapa air laut bukan solusi, justru bisa menjadi ancaman yang mematikan dalam kondisi darurat.

Baca Juga: Pertarungan Sengit dengan LavAni, Bhayangkara Presisi Juara Proliga

Kandungan Garam di Air Laut Sangat Tinggi

Air laut mengandung sekitar 3,5 persen garam, atau sekitar 35 gram garam dalam setiap liter air. Ini merupakan kadar yang jauh lebih tinggi dari yang bisa ditangani oleh ginjal manusia. Ginjal hanya mampu memproses air dengan kadar garam yang lebih rendah daripada air laut. Jika seseorang meminum air laut, tubuhnya harus menggunakan lebih banyak air dari dalam sel tubuh untuk membuang kelebihan garam tersebut melalui urine. Akibatnya, tubuh justru akan kehilangan lebih banyak cairan dibandingkan dengan jumlah yang diminum.

Risiko Dehidrasi Semakin Parah

Saat kamu meminum air laut, bukannya mengatasi rasa haus, tubuh malah semakin kehilangan cairan. Ini karena proses pengeluaran garam melalui ginjal membutuhkan air tambahan. Semakin banyak kamu minum air laut, semakin cepat cairan dalam tubuh terkuras. Dehidrasi pun akan semakin parah dan bisa menimbulkan gejala seperti mulut kering, pusing, kelelahan ekstrem, dan bahkan hilang kesadaran. Dalam kondisi darurat, hal ini bisa sangat membahayakan karena tubuh butuh tetap stabil untuk bertahan hidup.

Mengganggu Fungsi Organ Tubuh

Kelebihan garam dalam darah atau kondisi yang disebut hipernatremia bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serius. Ginjal akan bekerja sangat keras untuk menyeimbangkan kadar garam, namun jika tak mampu, kelebihan natrium dapat memengaruhi fungsi organ lain seperti jantung dan otak. Dampak yang paling parah bisa berupa kejang, gangguan kesadaran, bahkan koma. Dalam jangka pendek, kondisi ini bisa sangat fatal, terutama jika seseorang terdampar tanpa akses ke bantuan medis.

Baca Juga: Suadesa Festival 2025: Sinergi UMKM, Jamu Premium, dan Tukang Ojek Majukan Ekonomi Desa Karangrejo

Rasa Haus Justru Bertambah

Alih-alih meredakan rasa haus, meminum air laut justru akan memicu rasa haus yang lebih hebat. Ini karena tubuh langsung merespons peningkatan kadar garam dalam darah dengan sinyal-sinyal kekurangan cairan. Kamu akan merasa semakin haus dan tergoda untuk minum lebih banyak air laut, padahal itu adalah lingkaran berbahaya yang mempercepat kerusakan tubuh.

Lebih Baik Cari Sumber Air Tawar

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB