KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Komentar yang menuding pemerintah desa Bebengan tidak tanggap dengan kondisi kakak beradik yang hanya bertahan hiduo dengan minum air putih dibantah Kepala Desa Bebengan.
Wastoni merespons cibiran di media sosial tentang peristiwa meninggalnya Setianingsih warga Dukuh Somopuro. Korban meninggalkan dua anak bernama Putri Setia Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (17).
Kedua anak Setianingsih tak mengetahui jika ibunya telah meninggal. Putri dan Intan bahkan menutup rapat pintu rumahnya, dan keluar hanya untuk berbelanja.
Namun sejak tanggal 4 oktober 2025 hingga ibunya Setianingsih ditemukan meninggal, keduanya tak memakan sesuap nasi hanya minum rebusan air sumur yang dimasak.
"Di medsos itu sempat ramai katanya tetangga tidak peduli dan sebagainya," kata Wastoni.
Namun, Wastoni membantah jika tetangga maupun perangkat desa tak mengindahkan kondisi keluarga Setianingsih.
Dijelaskan, keluarga Setianingsih dipandang sebagai kalangan mampu di desanya. Setiap sebulan sekali, selalu ada becak yang membawa barang belanja ke rumah Setianingsih.
Keluarga Setianingsih juga dikenal aktif bersosialisasi terutama dalam kegiatan desa termasuk PKK.
"Itu enggak benar kalau tidak peduli. Bahkan proses mengurus jenazah pun kami sucikan sebagaimana mestinya," ungkapnya.
Menurut Wastoni, Putri sempat beli roti sebanyak Rp 100 ribu di toko kelontong dekat rumah pada Jumat 3 oktober 2025. Roti itu, katanya akan dimakan bersama adik dan ibunya.
Namun setelahnya, tetangga tak lagi melihat Putri keluar rumah lagi, rumah selalu tertutup, dengan lampu yang menyala saat malam hari.
"Katanya ibunya sudah tidak mau makan, la terus dibelikan roti itu, ada tetangga yang lihat,"
Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengimbau agar perangkat desa lebih memperhatikan warga yang mulai menampilkan gelagat perubahan dalam bersosial.