regional

Hati-Hati! Retakan Tapal Kuda di Lereng Jadi Pertanda Longsor, Ini Penjelasan UGM

Sabtu, 15 November 2025 | 17:18 WIB
Bencana longsor di Cilacap. Warga diminta mewaspadai retakan Tapal Kuda sebagai pertanda longsor.  (Humas Jateng)

AYOSEMARANG.COM -- Memasuki puncak musim hujan, ancaman tanah longsor kembali meningkat di wilayah pegunungan dan perbukitan di Jawa Tengah.

Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Prof Dwikorita Karnawati, mengingatkan masyarakat agar memahami tanda-tanda awal pergerakan tanah sebelum terjadi bencana.

Peringatan ini disampaikan setelah longsor besar menimbun puluhan rumah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Kamis 13 November 2025.

Material longsor setinggi dua meter disertai retakan sepanjang 25 meter membuat proses pencarian korban berjalan menantang, sementara sejumlah warga masih dinyatakan hilang.

Baca Juga: 20 Orang Belum Ditemukan Usai Longsor Cibeunying Cilacap, Polisi Turunkan Anjing Pelacak

Prof Dwikorita, atau akrab disapa Rita, menjelaskan bahwa salah satu tanda paling berbahaya namun sering diabaikan adalah munculnya retakan lengkung menyerupai tapal kuda di lereng.

“Yang paling harus diperhatikan adalah retakan berbentuk lengkung mirip tapal kuda di lereng. Begitu bentuk ini muncul, itu tandanya tanah mulai bergeser dan longsor tinggal menunggu waktu,” jelas Prof Dwikorita atau yang akrab disapa Rita, Sabtu 15 November 2025.

Ia menambahkan bahwa retakan tersebut menjadi batas antara tanah yang masih stabil dan bagian yang sudah mulai bergerak.

Berbeda dengan gempa atau tsunami yang terjadi mendadak, longsor kerap memberikan tanda alam terlebih dahulu.

“Warga, relawan hingga aparat desa perlu segera mengecek jika muncul retakan ini, terutama saat hujan deras. Jangan tunggu sampai bergerak,” imbuhnya.

Baca Juga: Musibah Longsor di Cilacap: Puluhan Warga Hilang, Gubernur Luthfi Minta Semua Daerah Siaga

Rita meminta warga segera menjauhi area lereng apabila tanda ini ditemukan, dan berpindah ke lokasi datar dengan jarak aman minimal dua kali tinggi lereng. Retakan juga sebaiknya ditutup menggunakan tanah lempung atau material kedap air saat cuaca cerah.

“Kalau air hujan sampai merembes, tekanan di dalam lereng meningkat dan tanah bisa langsung meluncur,” terangnya.

Selain retakan tapal kuda, beberapa tanda lain yang perlu diwaspadai antara lain pohon atau bangunan yang tiba-tiba miring, rembesan air baru di lereng, permukaan tanah yang menggelembung, hingga pintu atau jendela rumah yang mendadak sukar dibuka. Bahkan runtuhan tanah dan suara gemuruh juga menjadi sinyal bahaya.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB