Selain mengurangi sampah, para para peternak juga mendapat manfaat karena tidak mengeluarkan uang untuk pakan ternaknya.
“Kita masih mengkaji referensi dari Kota Kediri dan Malang yang mengolah sampah dijadikan gas metana dan disambungkan ke rumah-rumah warga ternyata bisa menghasilkan gas, jadi warga tidak usah pusing lagi membeli gas dan lain sebagainya,” katanyanya.
Dari langkah pertama dan kedua tadi berdasarkan kajiannya, Wali Kota Pekalongan mengkalim mampu mengurangi sampah sebanyak 30 persen.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan juga tengah berupaya mengurangi tumpukan sampah dengan dengan pembangunan TPA Regional (Kabupaten Batang, Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan).
“Sudah dibicarakan dan setuju, lahanya dari Kabupaten Pekalongan, namun belum terealisasi,” katanya.
Dari data DLH Kota Pekalongan, tercatat TPA Degayu mulai beroperasi sejak tahun 1994, dengan luas 5,8 hektar yang mempunyai daya tampung ideal mencapai 740 ribu meter kubik.
Adapun dari empat kecamatan dan 27 kelurahan per hari menghasilkan sampah sebanyak 120 ton.