Lalu mengapa Rasulullah membedakan orang tua dengan kaum muda?
Menurut argumen para ulama, seseorang pada usia muda sedang berada di puncak hasrat dan kemampuan seksual. Hal ini berbeda dengan orang tua yang hasrat dan potensi seksualnya banyak menurun.
Namun sesungguhnya perkara ciuman bukan ditentukan batasan umur tua atau muda, melainkan bagaimana seseorang bisa mengendalikan diri dan hasrat seksualnya.
Hukum ini sudah sesuai dengan kaedah fiqih ‘li wasail hukmil maqashid’ tentang hal-hal yang mendukung atau menyebabkan diberlakukan hukum yang sama hasil akhirnya.
Ketika ditentukan bahwa interaksi seksual langsung dan ejakulasi karena bersentuhan kulit membatalkan puasa, maka perbuatan-perbuatan yang mengarah tentang hal itu harus dihindari.
Hal yang sama juga berlaku untuk perkara berpelukan, genggaman tangan dan sejenisnya, dengan nalar dan pertimbangan serupa, makan hukumnya disamakan dengan mencium.
Demikian penjelasan mengenai suami istri ciuman dapatkah membatalkan puasa. (Rima Suliastini)