BATANG, AYOSEMARANG.COM - Konsep memilah dan mengumpulkan sampah rumah tangga yang dilakukan setiap hari oleh warga Desa Simbangjati,Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang berbuah cuan.
Pengumpulan sampah rumahtangga organik maupun non organik mulai dari makanan, plastik, besi, kertas dan lainya ditampunng oleh Bank Sampah Resik Asri.
Sampah organik dijadikan pupuk, dan sampah non organik dijadikan kerajinan. Semuanya dipasarkan ke publik.
Sehingga bisa menghasilkan keuntungan lebih. Keuntungan inilah yang nantinya menjadi tabungan bagi warga.
Baca Juga: SMPN 7 Batang Luncurkan Tabloid Online Estu Berlian
Dari bank sampah yang dikelola oleh kaum hawa itu, warga mendapatkan keuntungan dari penjualan yang di bagaikan pada anggotanya setiap jelang Hari Raya Idul Fitri.
"Uang yang dikumpulkan bisa diambil satu tahun sekali. Biasanya saat bulan Ramadhan, menjelang Lebaran. Sehingga bisa menjadi THR bagi masyarakat," ujar Rutisih, pengurus Bank Sampah Resik Asri pada, Minggu 21 Mei 2023.
Tiap anggota bank sampah kata Dia, punya buku tabungan sendiri, sampah-sampah yang disetorkan akan ditaksir harganya dan dicatat dalam buku tabungan.
Rutisih menyebutkan, dalam setahun para anggota bank sampah bisa meraih kentungan dari penjualan sampah bisa mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu.
Baca Juga: Landasan Pacu Aeromodeling Bertaraf Nasional Segera Dibangun di Kabupaten Kendal
"Saat ini, Bank Sampah Resik Asri punya 106 anggota. Hingga bulan Mei 2023, sudah ada 114 kilogram sampah yang dikumpulkan. Jika dirupiahkan sekitar 12,3 juta,"jelas Rutisih.
Pembentukan bank sampah menurutnya berkat bantuan PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI) PLTU 2x1.000 MW. Tepatnya tahun 2015.
Sejak tahun itu, ada 14 bank sampah desa telah didirikan bersama PT BPI.
Lokasinya berada di lingkungan PLTU Batang. Dengan tahapan proses yang dilaksanakan bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Tim Forum Komunikasi Bank Sampah Kabupaten Batang (FKBS).