BATANG, AYOSEMARANG.COM - Bupati Batang Wihaji meminta PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BKK turunkan Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah.
"Saat ini, NPL BKK Batang masih di atas 5 atau kategori tidak sehat. Saya minta diturunkan di bawah 5, sehingga status BKK Batang menjadi sehat," ujar Bupati Batang Wihaji usai memberikan pembekalan kepada 24 karyawan baru PT BPR BKK Batang, Jumat 25 Maret 2022.
Bupati Batang Wihaji juga menyadari kenaikan NPL di dua tahun ini disebabkan karena pandemi Covid-19 dan ada beberapa debitur yang mengalami gagal panen.
Baca Juga: SMKN 1 Warungasem Gelar Vaksin Booster, Warga Sekitar Sekolah Ikut Vaksinasi
"Dari pelaporannya, karena pandemi Covid-19, debitur di daerah Desa Gerlang yang mayoritas petani banyak yang mengalami gagal panen," ungkapnya.
Ia pun berharap perekrutan 24 karyawan baru untuk mendongkrak penurunan Non Performing Loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah.
"Penambah tenaga marketing, semoga bisa mendongkrak performa dan kinerja PT BPR BKK ," tuturnya.
Politisi Golkar itu juga mulai merambah, untuk memberikan pelayanan digital untuk konsumen, pihaknya meminta BKK Batang harus mulai melakukan inovasi.
"Untuk tingkat direksi perlu meningkatkan transformasi digital, supaya menciptakan layanan efektif, efisien dan sederhana," tuturnya.
Baca Juga: Bertemu Gala Sky, Mayang: Aku Liat Kak Echa di Diri Gala
Direktur Utama (Dirut) BKK Batang, Teguh Supriyanto, menjelaskan, sebelum masa pandemi Covid-19, NPL BKK Batang masih di bawah 5. Namun, rasio kredit bermasalah naik saat pandemi Covid-19.
Ia menyebutkan, total jumlah kredit macet nilainya hampir Rp500 juta. Namun pandemi Covid-19 mulai hilang perkembangan kredit macet sudah mulai membaik.
"Kami menargetkan pada tahun ini NPL kami di bawah 5, karena kondisi sudah mulai membaik," jelasnya.
Teguh juga menjelaskan, saat ini jumlah kredit yang sudah disalurkan BKK Batang sudah mencapai Rp80 miliar dengan jumlah nasabah sekitar 10 ribu.