Banjir di Lombok Barat Surut, Warga Kekurangan Bahan Makanan

photo author
- Selasa, 7 Desember 2021 | 19:39 WIB
Salah satu tenda pengungsian yang berada di wilayah Batulayar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/12/2021) malam. [Foto : Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar]
Salah satu tenda pengungsian yang berada di wilayah Batulayar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (6/12/2021) malam. [Foto : Suara.com / Lalu Muhammad Helmi Akbar]

NTB, AYOSEMARANG.COM — Banjir yang menerpa Dusun Peresak, Desa Meninting, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah surut.

Kini 109 keluarga kekurangan pasokan bahan makanan dan air bersih akibat banjir Lombok.

Ketua RT 03 Dusun Peresak, Desa Meninting, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), SAhwan mengakui warga sangat membutuhkan makanan siap saji karena belum bisa memasak makanan sendiri.

Baca Juga: Ini Cara Realme agar Menjadi Raja Smartphone di Indonesia

Hal itu lantaran alat untuk memasak rusak terendam air banjir Lombok.

"Bantuan yang masuk ke Dusun Peresak memang ada, tapi terbatas dan tidak sampai ke RT 03, padahal jumlah kepala keluarga mencapai 109 orang, kalau dihitung jumlah jiwa bisa mencapai lebih dari 500 orang," kata Sahwan seperti dikutip suara.com.

Tak hanya itu, stok makanan juga tidak ada karena harta bendanya terendam banjir satu meter pada senin (6/12/2021) pagi.

Baca Juga: Hasil Piala Soeratin U-17: PSIR U-17 Akui Keunggulan PSG Pati 4-0

"Untuk memasak juga susah karena warga juga kesulitan mendapatkan air bersih. Air sumur masih keruh dan tidak layak konsumsi karena terendam air bercampur lumpur, sedangkan air PDAM macet hingga sekarang," ujar Sahwan.

Darwis, salah seorang warga RT 03 Dusun Peresak, juga mengaku kesulitan bahan makanan dan air bersih, meskipun kondisi banjir sudah surut.

Bahkan, pada hari pertama banjir, dia dan keluarganya mendapatkan kiriman nasi bungkus dari kerabat di Kota Mataram.

Baca Juga: Johan Budi Bantah Ditawari Jadi Jubir usai Bertemu Jokowi

"Kalau tidak ada kiriman nasi bungkus dari keluarga di Kota Mataram, sampai hari ini, mungkin saya tidak dapat makan," tuturnya.

Pria yang sehari-hari sebagai kusir cidomo (kendaraan tradisional menggunakan kuda) itu juga belum bisa untuk bekerja mencari rezeki karena harus membersihkan rumahnya yang berlumpur akibat banjir.

"Memasak pun belum bisa sampai hari ini karena kompor rusak. Dan yang mau dimasak juga belum ada. Belum lagi air bersih sulit didapat," ucap Darwis, yang baru pulang mengungsi dari tenda darurat yang dibangun di komplek pemakaman tidak jauh dari rumahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iswara Bagus

Sumber: Suara.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X