BATAM, AYOSEMARANG.COM – Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra meninjau pembangunan mercusuar dengan struktur permanen dan helipad di Karang Singa di perairan utara Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Batam pada Kamis 13 Januari 2022.
Wilayah itu merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.
Pembangunan mercusuar dan helipad ini menjadi titik penanda kedaulatan Indonesia.
Dalam peninjauan itu turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia.
Baca Juga: Belum Capai 70 Persen, Kapolri Minta Provinsi Maluku Genjot Vaksinasi
“Kita tidak ingin kejadian sengketa antara Indonesia dan Malaysia terkait perebutan Pulau Sipadan dan Ligitan yang akhirnya dimenangkan Malaysia di Mahkamah Internasional pada 2002 terulang,” ujar Wamenhan Herindra dikutip dari situs resmi Kemenhan.
Pulau Karang Singa terletak di Selat Malaka, salah satu yang jalur lalu lintas laut terpadat di dunia sehingga harus dijaga dan diberi tanda bahwa itu merupakan wilayah NKRI. Di perbatasan internasional ini, negara Singapura telah menguasai teritorial Batu Putih (Pedra Branca). Negara Malaysia sudah menguasai Karang Tengah (Middle Rock).
Baca Juga: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Bakal Geruduk Gedung DPR
“Tak boleh ada lagi sejengkal tanah yang boleh diambil oleh negara lain, kita harus tunjukkan kedaulatan kita” ucap Wamenhan.
Adapun Mendagri Tito mengatakan poin penting pembangunan mercusuar ini adalah mengimbangi infrastruktur yang telah dibangun pemerintah Malaysia yang telah membangun struktur permanen dan helipad di wilayah Middle Rock.
Baca Juga: Jalur Baru Jalan Sriwijaya Semarang Segera Digunakan, Rambu-rambu Mulai Dipasang
Sedangkan di Pulau Karang Singa hanya ada pelampung yang ukurannya kecil.
“Poin pentingnya adalah jangan jomplang. Di Malaysia mereka sudah membangun struktur permanen, sementara wilayah kita itu hanya ada ‘buoy’ saja. Belum permanen,” kata dia.