Wakil Ketua DPRD Jateng Heri Pudyatmoko: Maraknya Ujaran Kebencian Mengkhawatirkan

photo author
- Jumat, 11 Maret 2022 | 21:49 WIB
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko, saat menjadi nara sumber kegiatan Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai Nilai Pancasila di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jumat 11 Maret 2022. (istimewa)
Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko, saat menjadi nara sumber kegiatan Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai Nilai Pancasila di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jumat 11 Maret 2022. (istimewa)


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Falsafah atau filsafat Pancasila harus dipahami dan dijiwai oleh generasi muda bangsa Indonesia.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua DPRD Jateng, Heri Pudyatmoko, saat menjadi nara sumber kegiatan Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai Nilai Pancasila dengan tema "Pancasila dalam Tindakan dan Perbuatan" yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Tengah di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jumat 11 Maret 2022.

Dalam acara itu juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Jateng, Ferry Wawan Cahyono, dan anggota Komisi A DPRD Jateng, Sucipto.

Heri Pudyatmoko mengaku khawatir atas problematika bangsa akhir-akhir ini. Menurutnya banyak generasi muda yang tak lagi memiliki jiwa Pancasilais. Buktinya dalam perkembangan dunia digital, banyak masyarakat yang dengan mudahnya melontarkan ujaran kebencian, terutama melalui media sosial.

Baca Juga: Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar Sebagai Ketum Majelis Ulama Indonesia, Ini Respons MUI Jateng

"Dengan gampangnya kata-kata kotor dan bullying dilontarkan untuk mencari pembenaran. Belum lagi pabrik-pabrik kebencian, seperti muncul di tengah-tengah kehidupan kita yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Banyaknya berita hoaks yang sengaja diciptakan, dan sentimen antargolongan sangat terlihat, dan berpotensi menciptakan perpecahan di antara anak bangsa," katan politisi Gerindra ini.

Dikatakan, menurut data BPS tahun 2020 jumlah masyarakat Jawa Tengah sebanyak 36,52 juta jiwa dan dari jumlah tersebut sebanyak 50,24% adalah generasi muda. Artinya generasi muda memiliki peran strategis untuk memberi perubahan besar bagi Jawa Tengah bahkan Indonesia, namun apabila generasi muda tidak memiliki semangat Pancasila, berwatak Pancasila, dan berkepribadian Pancasila, maka akan semakin jauh dari cita-cita bangsa.

"Sebagai bangsa yang sangat heterogen dengan 250 bahasa daerah dan 17.000 pulau, maka memantapkan wawasan kebangsaan di antara semakin banyaknya permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini, seperti intoleransi, radikalisme, terorisme, dan arus globalisasi yang membawa nilai-nilai budaya asing yang apatis, hedonis dan materialistik, menjadi hal yang sangat penting," katanya.

Menurutnya implementasi revitalisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan baik melalui tataran ide ataupun praktik. Dalam tataran ide, hal yang paling penting dilakukan adalah menjawab sikap alergi masyarakat terhadap Pancasila.

Baca Juga: Karyawan Bank Syariah di Semarang Bawa Kabur Dana Haji Ratusan Juta

"Oleh karena itu, memiliki semangat dan sikap bergotong royong serta membudayakan pola musyawarah terutama dalam mengatasi wabah pandemi corona ini, bisa dijadikan sebagai sumber dalam rangka revitalisasi nilai-nilai Pancasila," tandasnya.

Sementara itu, dalam tataran praktik, utamanya menyangkut relasi penyelenggaraan negara dan masyarakat, revitalisasi nilai-nilai Pancasila harus dimulai dengan membangkitkan kegairahan dan optimisme publik.

Misalnya, kepemimpinan nasional harus menegaskan kembali bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang besar dan berdaulat yang mampu mengatasi segala persoalan termasuk masalah pandemi.

"Untuk itu, mari kita gelorakan semangat merah putih, semangat kebangsaan, semangat persatuan dan selalu kita tularkan kegembiraan akan ke-Indonesiaan yang penuh kedamaian ini. Ayo kita bulatkan tekad untuk merawat dan bangga pada Ibu Pertiwi melalui kemajuan di berbagai bidang. Berlandaskan Pancasila, mari kita bangun Indonesia dengan karya nyata, bersaudara tanpa SARA dan semakin mencintai NKRI," tegasnya.

Dikatakan, bahwa perkembangan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) yang dihadapi bangsa ini semakin hari semakin berat dan beragam bentuknya, seiring dengan arus globalisasi yang bergerak cepat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X